Mohon tunggu...
Aira Raniah
Aira Raniah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hanya seorang remaja yang suka menulis dan ingin tulisannya dapat perhatian :0

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pengemis Asing

8 Februari 2024   10:34 Diperbarui: 17 Februari 2024   15:35 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ir.binus.ac.id/2012/07/02/pasar-tradisional-dan-ekonomi-kita/Input sumber gambar

Pagi itu aku berjalan masuk ke dalam pasar tradisional. Sebelum menuju lorong yang lebih sempit, aku melihat seorang pemuda yang duduk bersandar pada dinding. Pakaiannya lusuh dan ia menyodorkan sebuah gelas plastik. 

Merasa iba padanya, aku merogoh dompetku lalu memasukkan uang lima ribu rupiah kedalam gelas tersebut. 

"Terimakasih mbak, semoga rezekinya barokah dan dilancarkan." Sahut pemuda itu sambil tersenyum. 

"Sama sama." Balasku singkat. 

Aku sudah sering melihat pengemis di pasar ini, dan hanya itu-itu saja. Bisa dibilang aku sudah hafal wajah mereka. Tapi aku baru kali ini melihatnya.

Sambil memilih sayur di toko bu Tutik aku menanyakannya soal pengemis tadi. 

"Aku juga baru kali ini melihatnya. Tadi pagi sekali aku melihatnya mengobrol akrab bersama seorang lelaki. Aku ingat sekali temannya itu pergi dengan mobil mewah." Jawab bu Tutik seraya ia menghitung total harga belanjaanku.

"Aku lega melihatnya, masih banyak yang mau berteman tanpa pandang status sosial." Lanjut bu Tutik sambil menerima uangku. Aku hanya mengiyakannya lalu segera pergi.

Aku keluar melalui lorong yang sama. Pengemis tadi sudah tidak ada, tanpa sengaja, aku menangkapnya di ujung pengelihatanku. Aku melirik lalu melihatnya bersama seorang lelaki lain, mungkinkah yang tadi bu Tutik ceritakan? Mereka buru-buru berjalan ke parkiran di samping pasar

Kebetulan aku juga memarkirkan motorku dekat situ, jadi aku mengikuti tidak jauh dibelakang mereka. Sampailah aku di parkiran untuk mobil, aku bersembunyi di balik dinding pada kelokan. Aku mengintip mereka yang berhenti di dekat salah satu mobil yang tampak mewah. Sepertinya benar dia yang dibicarakan bu Tutik.

Lelaki dengan pakaian yang rapi itu mengeluarkan sebuah tongsis lalu meletakkan hpnya disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun