ketika ...
satu satu kuurai lewat jendela mimpi
tersusun rapi dengan nomor halaman warna
membentang bagai rentangan awan pagi
telisik barisan angka mengurai makna
Mengingatmu,
adalah menguras energi yang tak terbantahkan, bagaikan memikul kayu yang berat di pundak
berhari - hari, berjam - jam
bahkan habis paruh waktu hanya mengisi ingatan di pikiranku
Mataku perih, hanya demi melihatmu
lelahku pun tak terhitung ketika tangan ini dengan lembut membelaimu dalam bayangan
perlahan menggenang titik - titik air mata kerinduan,Â
jika melihatmu terdiam ... lelah
berandai pun tak sanggup kujalani
hanya mampu memandangmu,,,, Pasrah !!!
bias warna berpendaran bagaikan pelangi direrintikan hujan
ku hitung satu persatu warna yang melintas di pandanganku
yang kurenda menjadi warna kesukaanku
abadilah ...
dalam figura kenanganku
di kesunyian malam . . .
ditemani nasi mawut dan teh panas manis kesukaanku
Kota Raja, 18 feb 2021