Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Pameran Kekayaan Nepo Kids Menumbangkan Pemerintahan Nepal?

11 Oktober 2025   05:00 Diperbarui: 6 Oktober 2025   15:22 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendemo berkumpul di depan gedung parlemen Kathmandu yang dibakar (9/9/2025). (AFP/PRABIN RANABHAT via Kompas.com)

Di sisi lain, data ekonomi berbicara keras. Pengangguran anak muda pada 2024 menyentuh 20,82 persen (Trading Economics, 2025).

Banyak yang akhirnya merantau ke luar negeri untuk mencari kerja. Wajar jika rasa tersinggung muncul. Uang anak pejabat pun dicurigai bersumber dari korupsi.

Perlawanan terhadap Nepo Kids mulai bergulir di dunia maya dengan tagar #PoliticiansNepoBabyNepal. Narasinya sederhana: derita rakyat dibandingkan dengan kemewahan elite. Gerakan ini juga terinspirasi tren serupa di Filipina (Britannica, 2025).

Respons pemerintah Oli justru memperburuk keadaan. Pada 4 September 2025, Nepal melarang 26 platform media sosial, termasuk Facebook, X, YouTube, dan Instagram (Breeze Adventure, 2025).

Banyak yang melihatnya sebagai serangan terhadap kebebasan digital.

Larangan itu menjadi pemicu besar. Pada 8 September, demonstrasi massal meletup, didominasi Generasi Z. Upaya masuk ke gedung parlemen berujung bentrok.

Aparat menanggapi dengan kekerasan. Gas air mata ditembakkan, peluru tajam juga.

Korban pun berjatuhan. Sekitar 19 hingga 21 orang tewas pada hari pertama protes (Times of India, 2025).

Malamnya, pemerintah mencabut larangan media sosial. Menteri Dalam Negeri Ramesh Lekhak mengundurkan diri. Hanya saja, amarah publik telanjur memuncak.

Esoknya, 9 September, kekerasan kian membara. Sejumlah bangunan penting dibakar massa.

Singha Durbar dan gedung Mahkamah Agung hangus. Kediaman presiden dan perdana menteri ikut jadi sasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun