Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketawa Karier dan Lelahnya Karyawan dengan Candaan Atasan

30 September 2025   01:00 Diperbarui: 26 September 2025   15:39 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lama-lama, tawa yang dipaksakan merusak mesin kantor. Kebalikannya, tawa yang tulus justru jadi kunci terciptanya lingkungan kerja yang sehat. Tawa yang datang dari hati.

Di sini peran pemimpin besar sekali. Pemimpin perlu peka terhadap sinyal tawa. Bedakan mana yang alami dan mana yang buatan.

Tawa tulus muncul spontan, ringan, tidak dibuat-buat. Jangan jadikan tawa sebagai satu-satunya indikator suasana tim.

Fokuskan humor pada kualitas. Satu lelucon yang relevan sering lebih mengena daripada segudang candaan.

Bangun dulu hubungan yang sehat, maka komunikasi sehari-hari lebih lancar, termasuk saat memberi umpan balik tanpa rasa takut.

Dengan cara itu, humor berfungsi sebagai pelumas sosial yang menjaga mesin kantor tetap mulus dan, yang lebih penting, tetap sehat.

***

Referensi:

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun