Melihatnya sebagai bagian dari gelombang pergerakan justru membuat kisahnya lebih kaya.
Membuka ulang kisah Sjahrir di Bandung bukan untuk mengecilkan perannya. Tujuannya agar kita melihatnya secara utuh, sebagai manusia yang berlapis, bukan ikon beku di halaman buku sejarah.
Dengan cara itu, kita mendapat gambaran yang lebih jujur tentang seorang pemuda yang tumbuh bersama zamannya, sekaligus tentang sebuah kota yang ikut membentuknya.
Kota Bandung, dari sanalah lahir salah satu Bapak Bangsa paling berpengaruh bagi Indonesia.
***
Referensi:
- Historia.id. "Sjahrir Versus Sukarno." Diakses dari https://historia.id/politik/articles/sjahrir-versus-sukarno-Pz3Na/page/1.
- Kompas.id. 2023. "Sutan Sjahrir, Diplomat Terlupakan yang Pernah Jadi Nomine Nobel Perdamaian." Diakses dari https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/07/20/sutan-sjahrir-diplomat-terlupakan-yang-pernah-jadi-nomine-nobel-perdamaian.
- Pustaka Kebudayaan Kemdikbud. "Sutan Syahrir." Diakses dari https://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/sejarah/sutan-syahrir/.
- Tirto.id. "Sejarah Sumpah Pemuda: Ganti Nama Jong Indonesi Jadi Pemuda Indonesia." Diakses dari https://tirto.id/sejarah-sumpah-pemuda-ganti-nama-jong-indonesie-jadi-pemuda-indonesia-f9U1.
- Wikipedia. "Sutan Syahrir." Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Sutan_Syahrir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI