Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Suzuki Satria Bertahan Sebagai Ikon Kecepatan Motor Bebek

18 September 2025   05:00 Diperbarui: 14 September 2025   16:03 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suzuki Satria F150 model 2022. (Dok. Suzuki via Kompas.com)

Jalanan sekarang dikuasai skuter matik. Di mana-mana ada, di tiap sudut. Di antara yang kecil sampai yang bongsor.

Lalu muncul satu pengecualian yang terus bandel melawan arus: motor bebek bernama Suzuki Satria. Bukan pendatang baru. Sejarahnya panjang di otomotif Indonesia, dan cara bertahannya pun khas.

Banyak orang menempelkan label "fakboi" pada Satria. Julukan itu lengket sekali, sudah jadi bagian dari budaya populer. Buat sebagian anak muda, image ini keren: terkesan jantan, berani, penuh percaya diri.

Punya Satria rasanya bisa mengangkat status pergaulan. Media pun sering mengulasnya sebagai fenomena budaya (IDN Times, 2020). Tapi apakah citra ini selalu menguntungkan?

Belum tentu. Coba lihat dari kacamata orang tua yang mau membelikan motor untuk anak. Mereka bisa ragu karena kesannya terlalu liar. Atau pekerja yang butuh kendaraan fungsional. Mungkin condong ke merek lain yang tampil lebih kalem dan dewasa.

Label "fakboi" itu ibarat pisau bermata dua. Satu sisi sangat menarik buat target anak muda, sisi lain bisa membuat segmen lain menjauh.

Ada juga anggapan Satria "masih bertahan". Frasa ini perlu dibaca dengan teliti. Faktanya, Satria memang terus diproduksi dan masih dijual sampai sekarang. Buat Suzuki, model ini penting, bahkan disebut jadi tulang punggung penjualan perusahaan (GridOto, 2023).

Ia unggul jika dibanding produk Suzuki lain. Namun itu kacamata internal. Di pasar nasional, ceritanya berbeda. Segmen bebek sport kini kecil sekali, bahkan makin lesu (Kompas.com, 2024).

Angkanya jauh tertinggal dari skuter matik yang mendominasi penjualan secara mutlak. Jadi Satria memang jago, tapi jagonya di kerajaan kecil. Bukan raksasa yang menaklukkan zaman.

Daya tarik utamanya ada di performa. Inilah alasan Satria tetap eksis. Mesinnya dikenal kencang dan responsif. Desainnya konsisten sporty, tampil agresif dari dulu.

Intinya, Suzuki menjual sensasi kecepatan dan adrenalin. Hanya saja ada harga yang harus dibayar dari sisi fungsi. Untuk harian, motor ini kurang praktis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun