Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pembantaian Jurnalis di Gaza, Serangan Terhadap Pilar Kebenaran

16 September 2025   07:00 Diperbarui: 10 September 2025   22:45 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jurnalis Palestina, Samar Abu Elouf yang meliput pemboman Israel di Gaza. (Dok. Samar Abu Elouf Via Al Jazeera via Kompas.com)

Di Gaza, jurnalis hidup dengan ancaman yang tidak kunjung reda. Mereka hanya menjalankan tugas: menjadi saksi dan mendokumentasikan peristiwa.

Nyatanya, mereka dipersekusi, diburu, bahkan dibunuh. Ini serangan langsung terhadap jurnalisme.

Amnesty International menyebut hal ini sebagai upaya yang bukan hanya membunuh jurnalis, tetapi juga mencegah pendokumentasian genosida.

Cerita kehilangan itu punya wajah. Muhammad Salama, jurnalis Al Jazeera, baru saja menikah. Ia berharap bisa merayakan pernikahannya setelah gencatan senjata. Harapan itu terhenti. Ia tewas saat bekerja.

Ada pula kisah Abu Daqqa, yang terpaksa meninggalkan putranya yang masih kecil. Tragedi pribadi seperti ini menambah luka yang sudah terlalu dalam.

Investigasi Human Rights Watch pada 2012 menemukan Israel sengaja menargetkan jurnalis dan fasilitas media dalam empat insiden terpisah, tanpa indikasi adanya target militer yang sah.

Pada 2019, komisi PBB menyatakan Israel dengan sengaja menembak sepasang jurnalis Palestina pada 2018. Deret temuan ini menambah bukti adanya pola serangan yang disengaja.

Kenapa ini terus berulang? Jurnalis Hind Khoudary melontarkan pertanyaan getir: "Berapa kali kita akan laporkan pembunuhan rekan kita?"

Pertanyaan itu retoris, dan juga pekat dengan keputusasaan. Pembunuhan jurnalis di Gaza mengerikan. Pers menjadi target di tengah konflik.

Jurnalisme mestinya pilar kebenaran. Kini, pilar itu justru disasar. Dan kita tahu, tanpa jurnalis yang bisa bekerja dengan aman, kebenaran ikut terancam.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun