Semuanya vital, meski kerap tenggelam di bawah narasi kepahlawanan yang hingar bingar.Â
Justru kisah yang senyap itulah yang melengkapi cerita. Sekaligus menegaskan bahwa perjuangan kemerdekaan bertumpu luas pada banyak orang.
Organisasi seperti Tentara Republik Indonesia Pelajar menjadi bukti nyata. Anggotanya pelajar dan mahasiswa.Â
Mereka bergabung dengan militer dan terjun dalam berbagai pertempuran. Semangat juang ternyata tidak mengenal usia.
Pada 1948, setelah Perjanjian Renville, Divisi Siliwangi hijrah ke Jawa Tengah. Peristiwa ini menjadi babak perjuangan yang heroik.
Banyak pejuang harus berpisah dari keluarga, sementara perlawanan di daerah yang ditinggalkan tetap berlanjut.Â
Kisah-kisah itu mengingatkan kita bahwa perpisahan dan pengorbanan tidak terpisahkan dari perjuangan. Semuanya bagian dari narasi nasional. Memberi sudut pandang yang lebih utuh.Â
Sejarah terasa lebih dekat dan nyata. Perjuangan bukan hanya peristiwa besar, melainkan juga pengorbanan kecil yang terjadi hari demi hari.Â
Mendokumentasikan kisah-kisah ini penting. Ia mengingatkan bahwa perjuangan adalah milik semua orang. Bukan monopoli elite politik atau elite militer.Â
Pedagang, petani, pelajar, mereka semua ikut menanggung beban. Mereka berdiri menjaga negeri ini.
***