Presiden Prabowo juga ikut angkat suara. Ia berjanji akan memproses hukum seadil-adilnya. Jika terbukti ada pelanggaran.
Grab dan Gojek sebagai platform tempat Affan bekerja. Langsung kasih bantuan ke keluarga dan mengawal proses hukum. Tapi tetap saja, publik merasa ini belum cukup.
Kenapa? Karena rasa percaya sudah kadung rusak. Dan permintaan maaf. Mau sesantun apa pun. Nggak bisa memperbaiki sistem yang retak dari dalam.
Dari Sambo, Gamma, Kanjuruhan, ke Affan. Kenyataannya Kepolisian kita memang sudah tidak dipercaya oleh rakyat.
Ini bukan soal satu tragedi. Ini pola. Kita pernah lihat:
- Ferdy Sambo membunuh bawahannya sendiri, lalu manipulasi kasus.
- Tragedi Kanjuruhan, gas air mata dilempar ke stadion penuh penonton. 135 nyawa melayang.
- Gamma, siswa SMK di Semarang, ditembak polisi karena disangka ikut tawuran.
- Lalu sekarang, Affan, yang bahkan nggak ikut demo. Dia cuma lewat. Tapi dilindas.
Semua kejadian ini nunjukin satu hal. Ada yang salah secara sistemik. Ini bukan tentang oknum lagi. Ini tentang budaya kekuasaan yang tidak diawasi secara sehat.
Saatnya Kita Bicara Serius soal Reformasi Polri
Setelah semua yang terjadi. Kita harus sadar ini bukan cuma deretan kasus. Ini sinyal keras bahwa ada yang salah secara sistematis dalam tubuh Polri.
Kita udah terlalu sering dengar permintaan maaf. Terlalu sering lihat video klarifikasi. Terlalu sering baca kalimat 'proses hukum berjalan.' Tapi yang jarang banget kita lihat? Perubahan nyata.
Saya nggak bilang semua polisi buruk. Banyak yang masih berdedikasi. Jujur dan bekerja untuk rakyat.
Tapi ketika sistemnya sendiri nggak mendukung keadilan dan akuntabilitas, yang baik pun bisa ikut tenggelam.