-
Affan Kurniawan berumur 21 tahun. Lahir di Bandar Lampung. Tinggal di Menteng, Jakarta Pusat.
Affan dulunya sempat jadi satpam. Lalu beralih jadi driver ojol demi bantu keluarga. Di keluarga yang tinggal bersama orangtua dan dua saudara. Affan adalah tulang punggungnya.
Tapi di malam kejadian, dia tidak demo. Dia hanya lagi antar orderan. Berusaha bertahan hidup.
Di tengah kericuhan demo buruh-mahasiswa di depan DPR, Affan terjebak. Video viral menunjukkan kendaraan taktis Brimob. Yang semestinya menjaga keamanan. Malah melindas tubuhnya setelah sempat berhenti. Affan sempat dibawa ke RSCM. Tapi nyawanya tak tertolong.
Keluarganya sedih dan terpukul. Sang ibu sempat menangis ke Anies Baswedan: "Anak saya sudah tidak ada, Pak."
Praktis, cerita Affan bikin semua merasakan kegetiran yang sama. Apapun profesi dan latar belakang kita.
-
Bagaimana reaksi dari berbagai pihak?
- Mitra ojol lalu menggeruduk Mako Brimob Kwitang sejak malam kejadian. Mereka menuntut pertanggungjawaban. Penolakan yang disambut gas air mata, lagi.
- Mahasiswa dari BEM UI & BEM SI geruduk Polda Metro Jaya, ajak publik solidaritas serentak tuntut reformasi Polri.
- Koalisi Masyarakat Sipil mendesak reformasi total: pendidikan ala militer, senjata, dan pengawasan independen. Mereka menilai Polri makin militeristik ketimbang humanis.
- PMII Jatim menuntut: moratorium kendaraan taktis, penuntutan terbuka terhadap pelaku, reformasi budaya kekerasan aparat.
- Media internasional seperti Reuters dan The Straits Times menyorot tragedi ini sebagai indikasi lemahnya perlindungan sipil.
-
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo minta maaf terbuka ke keluarga Affan dan masyarakat. Tujuh anggota Brimob yang ada di kendaraan sedang diperiksa Divisi Propam.