Kontras ini bukan lagi tentang ekonomi. Ini tentang rasa keadilan yang koyak.
-
Salah satu alasan klasik yang sering muncul. Gaji tinggi itu penting supaya mereka nggak tergoda korupsi. Kalau penghasilan cukup, mereka nggak akan "main-main" lagi.
Tapi kenyataannya, sejarah nggak seindah itu. Banyak anggota DPR yang tetap terlibat kasus korupsi, suap, gratifikasi. Bahkan ketika penghasilan mereka udah jauh di atas rata-rata masyarakat.
Jadi jelas, persoalannya bukan cuma besaran gaji. Ini soal sistem akuntabilitas. Soal pengawasan yang lemah. Dan yang paling penting, soal integritas. Tanpa moral yang kuat, angka berapa pun nggak akan cukup.
-
Memang, jadi anggota DPR itu bukan kerjaan ringan. Mereka menyusun undang-undang. Mengawasi jalannya pemerintahan. Menyerap aspirasi rakyat. Bebannya besar. Tapi pertanyaannya. Benarkah semua itu mereka jalani dengan sungguh-sungguh?
Banyak yang merasa, kursi DPR hari ini lebih mirip "ladang penghasilan" daripada "panggung pengabdian". Ketika rakyat sulit makan, mereka sibuk mengatur fasilitas. Ketika rakyat butuh suara, mereka sibuk dengan pencitraan.
Publik nggak butuh wakil yang hidup mewah. Publik butuh wakil yang benar-benar mau mewakili.
Penutup
Gaji seratus juta itu mungkin legal. Sah. Tapi apakah layak secara moral?
Publik bukan sedang iri. Publik sedang muak. Karena yang dilihat bukan cuma slip gaji, tapi sikap.