Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Saatnya Desak Bulog Lakukan Inovasi Distribusi Beras

20 Agustus 2025   09:00 Diperbarui: 19 Agustus 2025   08:53 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekerja mengangkat beras di Gudang Bulog Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (31/5). (ANTARA FOTO/YUSRAN UCCANG)

Pernah nggak sih kamu ngerasa bingung kenapa harga beras makin hari makin mahal, padahal katanya stok beras di Indonesia lagi melimpah banget?

Awal tahun 2025 ini, Indonesia sebenarnya punya kabar yang lumayan menggemparkan. Stok cadangan beras pemerintah (CBP) tembus 3,7 juta ton, jumlah tertinggi dalam 58 tahun terakhir. 

Bahkan, lebih tinggi dari masa kejayaan swasembada beras di era 1984. Harusnya, dengan stok sebanyak itu, harga beras bisa lebih stabil atau bahkan turun.

Tapi kenyataannya? Di pasar, harga beras masih tetap mahal. Bahkan, di beberapa daerah seperti Papua, harga beras medium bisa tembus Rp 50.000 per kilo. Gila nggak sih?

Ada apa sebenarnya?

Target Ambisius: Stop Impor Beras 2025

Presiden Prabowo, saat baru terpilih, langsung bikin target berani. Indonesia harus berhenti impor beras mulai 2025. Kedengarannya keren, ya? Nggak tergantung negara lain. Bisa produksi sendiri. Dan petani lokal bisa lebih sejahtera.

Tapi tunggu dulu. Sebelum kita tepuk tangan. Mari kita lihat datanya.

Tahun 2024 aja, Indonesia impor 4,5 juta ton beras. Sebelumnya 3 juta ton. Jadi, kita ini sebenarnya masih sangat bergantung sama beras dari luar negeri. 

Di saat yang sama, lahan pertanian kita makin sempit. Banyak yang berubah jadi perumahan, pabrik, atau gudang.

Jadi wajar aja kalau banyak yang skeptis. Gimana bisa stop impor kalau produksi dalam negeri belum siap? Target boleh ambisius, tapi harus realistis juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun