Kita dihadapkan pada dua wajah Kaltim. Dua wajah itu saling bertolak belakang.Â
Satu sisi adalah mesin ekonomi raksasa. Mesin itu bertumpu eksploitasi alam.Â
Sisi lainnya adalah pahlawan lingkungan. Pahlawan itu diakui komunitas internasional.Â
Di antara dua narasi besar itu. Ada rakyat kecil yang terus berjuang.Â
Perjuangan mereka masih soal hal dasar. Seperti akses jalan yang sangat layak. Atau harga sembako terjangkau (Kaltim Report, 2025).Â
Kisah dari Kaltim ini cerminan bangsa. Cerminan tantangan besar bagi Indonesia.Â
Bangsa ini harus menyelaraskan pembangunan. Pembangunan ekonomi dengan keadilan sosial. Juga dengan prinsip kelestarian lingkungan.Â
Sumbangsih Kaltim tidak perlu diragukan. Tapi buahnya harus dirasakan merata.Â
Bukan hanya dinikmati segelintir pihak. Bukan sekadar angka dalam laporan negara.Â
Kesejahteraan warga Mahakam Ulu penting. Sama pentingnya dengan nilai ekspor batubara. Keduanya tolok ukur keberhasilan pembangunan.
***