Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ratusan Triliun dari Kaltim, Mengapa Warga Pedalaman Masih Menderita?

20 Agustus 2025   15:00 Diperbarui: 18 Agustus 2025   23:09 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akibatnya warga bergantung pada jalur sungai. Jalur sungai jadi urat nadi utama. Jalur itu untuk transportasi logistik. 

Tapi jalur ini penuh dengan risiko. Jalur sungai juga sangat berbahaya. Musim kemarau membuat sungai jadi surut. 

Permukaan Sungai Mahakam surut drastis. Kapal pengangkut sembako tak bisa lewat. 

Kondisi ini sebabkan barang jadi langka. Harga kebutuhan pokok jadi sangat melambung.

Situasi ini memunculkan sebuah pertanyaan. Pertanyaannya sangat mendasar juga krusial. 

Ke mana aliran dana kekayaan alam? 

Dana itu berasal dari alam Kaltim. Pemerintah daerah sering menyuarakan keprihatinan. 

Mereka prihatin soal dana bagi hasil. Alokasi dana bagi hasilnya sangat kecil. 

Ada persepsi kuat soal kontribusi. Kontribusi triliunan rupiah terasa sia-sia. Balasan yang diterima tidak sepadan. 

Isu ketimpangan ini jadi perhatian pusat (Kementerian Keuangan). Perasaan ketidakadilan ini tumbuh subur. 

Perasaan itu ada di akar rumput. Suara warga biasa menyuarakan sentimen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun