Keterkaitan mitos Si Pahit Lidah menarik. Keterkaitannya dengan megalit menarik para peneliti. Ada dugaan yang kemudian muncul. Nenek moyang Sriwijaya berasal dari Pasemah.Â
Apa alasannya? Peradaban Pasemah usianya lebih tua. Sriwijaya adalah sebuah kerajaan maritim. Tetapi pendirinya mungkin dari pegunungan.Â
Mereka mengikuti sungai menuju ke hilir. Pasemah adalah salah satu daerah pegunungan itu (Tirto, Repositori Kemendikdasmen, 1999).
Masyarakat Pasemah mungkin tidak ikut migrasi. Mereka tetap memegang budaya megalitik mereka. Mereka tidak mengadopsi ajaran Hindu-Buddha.Â
Ini berbeda dengan masyarakat di hilir. Mereka kemungkinan hidup secara berdampingan. Mungkin sebagai penyedia komoditas yang eksotik.Â
Komoditas yang diperdagangkan oleh Sriwijaya. Perdagangan dilakukan di pelabuhan-pelabuhan mereka. Ini adalah sebuah dugaan yang menarik. Namun, perlu dicermati lebih jauh lagi (Tirto).
Menelusuri Asumsi dan Kebenaran Ilmiah
Dugaan ini memunculkan sebuah pertanyaan. Apakah peradaban tua berarti nenek moyang? Jawabannya tidak selalu. Sebuah peradaban kuno bisa berdiri sendiri. Tidak harus jadi asal-usul peradaban lain.Â
Butuh bukti yang sangat kuat untuk itu. Seperti bukti adanya migrasi massal. Atau kesamaan artefak yang signifikan. Atau data genetik yang mendukungnya. Bukan hanya berdasarkan urutan waktu saja.Â
Sampai saat ini, belum ada bukti. Belum ada bukti arkeogenetik atau prasasti. Bukti yang secara definitif mendukung klaim itu. Klaim bahwa Pasemah nenek moyang Sriwijaya. Ini masih berupa hipotesis spekulatif (Tirto).
Prasasti Sriwijaya juga perlu diteliti. Memang ada ekspedisi Dapunta Hyang.Â
Dari Minanga Tamwan menuju ke Palembang. Tapi asal-usul pastinya belum dapat dipastikan. "Minanga Tamwan" bisa berarti banyak tempat. Tidak spesifik merujuk pada Pasemah.Â