"Minggu Penuh Kejutan" mungkin telah membawa sedikit kelegaan. Terutama bagi sektor-sektor tertentu.Â
Namun, penting bagi kita untuk tidak larut dalam euforia. Kita harus melihat situasi ini dengan jernih.Â
Keterlibatan kepala negara yang intensif. "Pencapaian" tarif yang masih tinggi. Dan "penawaran" yang signifikan.Â
Ini menunjukkan bahwa Indonesia masih berjuang. Berjuang dalam posisi yang rentan. Di tengah arena perdagangan global. Arena yang didominasi kekuatan besar. Dengan agenda geopolitik yang kuat.
Alih-alih merayakan kesepakatan ini sebagai kemenangan mutlak. Kita harus melihatnya sebagai pengingat pahit.Â
Tentang kerapuhan sistem perdagangan multilateral. Dan urgensi membangun ketahanan ekonomi domestik. Ketahanan yang sejati.Â
Ini berarti diversifikasi pasar. Pasar ekspor dan impor. Penguatan industri dalam negeri. Serta reformasi struktural yang konsisten.Â
Reformasi yang juga berani. Tanpa harus menunggu "ancaman" dari luar.Â
Seperti dalam permainan catur. Satu langkah maju tidak menjamin kemenangan. Jika strategi jangka panjang kita belum kokoh.
Indonesia harus terus memperjuangkan penegakan prinsip. Prinsip perdagangan multilateral. Juga aturan main berbasis disiplin.Â
Namun, yang lebih penting, kita harus mengakui sesuatu.Â