Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Membaca Ulang Narasi Kemenangan Tarif Dagang 19% Indonesia

17 Juli 2025   10:09 Diperbarui: 17 Juli 2025   10:09 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diplomasi dagang Donald Trump. (Kompas/Heryunanto)

Selain itu, klaim "kepastian tarif 19 persen" perlu dicermati. 

Sejarah kebijakan Trump menunjukkan fluktuasi ekstrem. Kebijakannya seringkali tidak dapat diprediksi. 

Apa yang menjamin tarif ini tidak akan naik lagi? Jika ada perubahan dinamika politik di AS. Atau jika AS merasa Indonesia tidak memenuhi harapan mereka. 

Ketergantungan pada hubungan personal antar kepala negara. Ini menciptakan ketidakpastian inheren. 

Kepastian didasarkan pada keinginan seorang pemimpin. Bukan pada aturan multilateral yang kuat. 

Ini adalah kepastian yang rapuh. Kepastian yang juga fana. 

Perlu dicatat pula pemberlakuan tarif ini. Seperti halnya mekanisme pembelian. Masih menunggu pengumuman resmi bersama. Dari kedua belah pihak.

Membeli Akses Pasar yang Seharusnya Adil?

Artikel tersebut juga menyebutkan adanya MoU pembelian. Pembelian produk AS. Nilainya sebelumnya disebut "$34 miliar". Dan investasi "$10 miliar." 

Namun, menurut sumber resmi Trump, komitmen disepakati US$15 miliar. Untuk energi. Dan US$4,5 miliar untuk pertanian (Antara News, 2025; Al Jazeera, 2025). 

Ini sebagai penawaran dari Indonesia. Meskipun diklaim dilakukan melalui mekanisme bisnis-ke-bisnis. 

Pertanyaan besar pun muncul. Apakah ini benar-benar transaksi murni bisnis? Atau justru kompensasi yang harus dibayar Indonesia? Untuk meredakan tekanan tarif?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun