Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Gelombang Cashless yang Mengubah Wajah Indonesia

7 Juli 2025   23:00 Diperbarui: 27 Juni 2025   22:47 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi transaksi QRIS dengan aplikasi mobile banking. (DOK. BANK DKI via KOMPAS.COM)

Lihat isi dompet Anda sekarang. Berapa banyak uang tunai di sana? Sebentar lagi, jawabannya mungkin nol. Perubahan besar sedang terjadi, dan kita semua ada di tengah-tengahnya.

Perubahan ini bukan sekadar gaya hidup. Ini soal kebutuhan. Warung kecil mulai pasang QRIS. Pesan ojek harus pakai aplikasi. Kalau kita tidak ikut, urusan jadi sulit. 

Mau bayar ini-itu jadi repot. Dompet bisa tetap tebal, tapi uangnya tidak laku di banyak tempat. Kita bisa ketinggalan. Rasanya seperti jadi orang asing di negeri sendiri. Ini menyangkut kemudahan hidup kita sehari-hari.

Intinya begini. Perubahan ini tak bisa dilawan. Ini gelombang raksasa. Seperti air bah datang. Kita tak bisa menghentikannya. Data bank sentral jelas. Nilai transaksi uang elektronik meroket. 

Di tahun 2024 saja. Nilainya tembus Rp2.500 triliun. Itu dua setengah kuadriliun rupiah. Angka yang sangat besar (Bank Indonesia, 2024). 

Ini bukti yang nyata. Jutaan orang memilih tanpa tunai. Mereka memilihnya setiap hari. Jadi, soalnya bukan 'apakah' beralih. Soalnya adalah "kapan". Kita harus cepat sadar. Kita harus beradaptasi. Agar posisi kita aman. 

Melawan ini sia-sia. Seperti menahan ombak. Hanya dengan tangan kosong. Kita hanya akan lelah. Dan akhirnya terseret arus.

Kekuatan gelombang ini datang dari perubahan perilaku kita sendiri. Terutama dari generasi yang lebih muda. Mereka yang mendorong perubahan ini, dan kita semua ikut terbawa arusnya.

- Anak Muda Memimpin Jalan. 

Generasi Milenial dan Gen Z adalah motornya. Mereka lahir di era digital. Bagi mereka, ponsel adalah dompet utama. Sebuah studi menunjukkan bahwa 76% Gen Z di Indonesia telah mengadopsi gaya hidup tanpa uang tunai (Visa, 2024). 

Mereka yang pertama kali mengadopsi dompet digital, QRIS, dan paylater. Perilaku mereka menular. Orang tua melihat anaknya. Teman meniru temannya. Akhirnya, seluruh masyarakat pelan-pelan ikut berubah.

- Uang Tunai Dianggap Repot. 

Dulu, dompet tebal itu tanda punya uang. Sekarang, dompet tebal itu merepotkan. Harus cari ATM untuk tarik tunai. Khawatir uangnya dicopet. Pusing memikirkan uang kembalian. 

Sebaliknya, pembayaran digital terasa lebih aman dan ringkas. Laporan yang sama dari Visa (2024) menyebutkan alasan utama orang mengurangi bawa tunai adalah karena faktor keamanan dan kemudahan. Persepsi ini sangat kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun