Pergeseran dari diary fisik ke digital menggugah pertanyaan tentang kenyamanan, privasi, dan ekspresi diri.
Dulu, kita biasa menulis diary di buku untuk mencatat perasaan dan pengalaman. Sekarang, teknologi menawarkan pilihan baru. Menulis diary di aplikasi digital.Â
Ini mengubah cara kita mengekspresikan diri. Pergeseran ini jelas mempengaruhi, terutama generasi muda yang terus beradaptasi dengan teknologi.
Era Digitalisasi Diary
Aplikasi diary digital memang memberi kenyamanan yang besar. Aplikasi seperti Day One Journal dan Grid Diary banyak digunakan oleh pekerja muda Indonesia.Â
Menurut JETE Indonesia (2023), 65% pengguna aplikasi ini merasa lebih mudah dan efisien mencatat aktivitas harian, terutama bagi yang sering bepergian.Â
Aplikasi ini juga dilengkapi fitur tambahan, seperti penyimpanan foto dan video, yang membuat menulis lebih menarik.
Namun, kenyamanan ini berisiko pada masalah privasi. Banyak aplikasi digital menyimpan data di server cloud pihak ketiga. Ini menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan data pribadi.Â
Kasus peretasan aplikasi DailyBean pada 2024, yang membocorkan 12.000 jurnal pribadi, semakin memperburuk rasa takut akan kebocoran data.Â
Meski ada fitur biometrik seperti Touch ID dan Face ID, risiko data jatuh ke tangan yang salah tetap ada.
Bagaimana dengan ekspresi diri? Aplikasi digital memang praktis, tapi banyak orang merasa lebih nyaman menulis di buku diary fisik.Â