Namun, pertanyaan lebih besar. Apa esensi dari sebuah tradisi bisa tetap hidup meski bentuknya berubah? Â
Jika melihat ke masa sekarang. Halalbihalal masih tetap ada. Tapi sering kehilangan makna asli.Â
Acara yang digunakan sebagai ajang rekonsiliasi. Kini jadi formalitas belaka. Kita lihat para pejabat berjabat tangan. Tersenyum di depan kamera. Lalu kembali ke meja mereka. Tanpa ada perubahan berarti dalam hubungan atau kebijakan. Â
Dan mungkin. Inilah poin yang ingin disampaikan Soeharto di tahun 1987. Bahwa sebuah tradisi harus memiliki makna. Bukan sekadar seremoni kosong.
***
Referensi:
- Asal usul halalbihalal di indonesia dan hikmahnya. (n.d.). Tempo.co. Retrieved March 26, 2025, from https: //www. tempo. co/ramadhan/asal-usul-halalbihalal-di-indonesia-dan-hikmahnya-69897
- Kementerian Agama RI. (2022, May 10). Budaya Halal Bihalal Khas Muslim Indonesia. Kemenag.go.id. Retrieved March 26, 2025, from https: //kemenag. go. id/read/budaya-halal-bihalal-khas-muslim-indonesia-8j7r4
- Lega karena tiada? (n.d.). Tempo.co. Retrieved March 26, 2025, from https: //www. tempo. co/politik/lega-karena-tiada-1061791
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI