Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Lebaran 1987 Tanpa HalalBiHalal

26 Maret 2025   22:00 Diperbarui: 26 Maret 2025   18:50 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana halal bihalal yang digelar di Istana Presiden Bogor (15/6/2018). (Kompas.com/Fabian Januarius Kuwado)

Dengan membatalkan Halalbihalal. Ia mengirimkan pesan bahwa pejabat negara tidak boleh terlena dengan kemewahan seremoni. Melainkan harus lebih membumi.  

Tapi apa pesan ini benar-benar sampai?  

Teladan Pemimpin  

Keputusan ini menciptakan efek domino. Pejabat di pusat dan daerah, yang biasanya mengadakan Halalbihalal dengan format besar. Ikut membatalkan acara mereka. 

Dalam Berita Harian, disebutkan bahwa pembatalan ini menyebabkan perayaan Lebaran di kalangan birokrat terasa "sepi". Dibanding tahun-tahun sebelumnya.  

Dari segi moral. Langkah ini bisa dilihat sebagai upaya untuk menanamkan nilai kesederhanaan. Seorang pemimpin harus memberi contoh dulu. Jika ingin rakyatnya mengikuti.

Kritik langkah ini juga muncul. 

Dalam Tempo.co, disebut bahwa pembatalan Halalbihalal tidak serta-merta membuat pejabat lebih sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Justru, banyak yang melihat ini sebagai simbolisme belaka. 

Sebuah keputusan yang tampak besar. Tapi tidak membawa perubahan nyata dalam cara pejabat menjalani hidup mereka.  

Halalbihalal tetap kembali di tahun-tahun berikutnya. Artinya, meski Soeharto sempat menghentikannya. Tradisi ini tidak benar-benar hilang.  

Kesederhanaan yang Menginspirasi?  

Jika ada satu pelajaran yang kita ambil dari keputusan Soeharto. 

Itu adalah bagaimana sebuah tradisi. Sekokoh apapun, tetap bisa dipertanyakan dan diubah. Halalbihalal yang mendarah daging di Indonesia. Ternyata bisa saja ditiadakan. Meski hanya untuk sementara.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun