Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Pendidikan Indonesia yang Membebaskan

15 Februari 2025   14:00 Diperbarui: 15 Februari 2025   12:07 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekatan pendidikan kritis ini tidak hanya berlaku dalam konteks sosial, tetapi juga lingkungan. 

Salah satu contoh nyata adalah gerakan literasi ekologi yang saat ini mulai berkembang di beberapa daerah. 

Dalam literasi ekologi, siswa diajarkan untuk memahami dampak eksploitasi kapitalisme terhadap lingkungan dan bagaimana hal ini berhubungan dengan ketidakadilan sosial. 

Ahmad Walela (2024) pada tulisannya di Kompasiana menyebutkan bahwa kurikulum alternatif yang menyoroti isu-isu lingkungan, seperti kerusakan alam akibat eksploitasi industri, sangat relevan untuk membangun kesadaran ekologis pada generasi muda.

Selain itu, ada pula contoh dari Sulawesi, di mana seorang guru bernama Kuswanto membangun Gubug Baca untuk anak-anak yang terpinggirkan. 

Kuswanto berusaha mengajarkan kepada anak-anak tersebut bahwa pendidikan adalah hak mereka, dan bahwa mereka berhak untuk mendapatkan akses yang sama terhadap pengetahuan dan peluang. 

Ini adalah contoh nyata bagaimana guru bisa menjadi agen perubahan di tengah keterbatasan yang ada. 

Seperti yang dikutip dari laman Direktorat Guru Pendidikan Dasar (2024), inisiatif semacam ini menunjukkan bagaimana pendidikan kritis dapat mengubah cara pandang siswa dan masyarakat terhadap dunia di sekitar mereka.

Tak hanya itu, teknologi juga memainkan peran penting dalam transformasi pendidikan. Platform digital dan media sosial kini memungkinkan penyebaran pengetahuan lebih merata. 

Walela (2024) juga menyoroti bagaimana teknologi dapat digunakan untuk melawan monopoli informasi yang selama ini dikuasai oleh segelintir pihak. 

Dengan adanya akses yang lebih terbuka, setiap orang dapat belajar dan mengakses informasi tanpa batasan, terlepas dari latar belakang sosial atau ekonomi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun