Aida Restu Amalia
Program Studi PPKn, Universitas Pamulang
Hukum memainkan peranan penting dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam ekonomi dan bisnis (Rustandi & Lazuardini A, 2023). Tanpa hukum, masyarakat kesulitan menjalankan aktivitas sehari-hari dengan aman dan teratur. Hukum memberikan kerangka kerja yang jelas, membantu individu dan entitas memahami hak dan kewajibannya. Dalam konteks ekonomi, hukum berfungsi untuk menciptakan keadilan dan kepastian, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dalam dunia bisnis, istilah compliance menjadi krusial. Compliance adalah istilah yang merujuk pada kepatuhan terhadap hukum, regulasi, dan standar yang berlaku dalam suatu organisasi atau perusahaan (tienne, 2010; GRC Forum, 2020). Dalam konteks bisnis, compliance mencakup semua tindakan yang diambil untuk memastikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah, industri, dan badan pengatur lainnya.
Kepatuhan ini tidak hanya mencakup aspek hukum, tetapi juga mencakup etika dan kebijakan internal perusahaan. Compliance penting karena membantu perusahaan menghindari sanksi hukum, menjaga reputasi, dan membangun kepercayaan dengan pelanggan, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya (Sugarda, 2013). Kepatuhan ini penting karena tidak hanya melindungi perusahaan dari sanksi hukum, tetapi juga membangun kepercayaan di antara pelaku ekonomi. Ketika semua pihak mematuhi hukum, tercipta iklim bisnis yang sehat dan stabil, yang sangat penting untuk mewujudkan ekonomi yang adil.
Compliance memiliki hubungan yang erat dengan pembangunan ekonomi yang adil. Ketika perusahaan dan organisasi mematuhi hukum, regulasi, dan standar yang berlaku, mereka menciptakan lingkungan bisnis yang transparan dan berkeadilan. Kepatuhan ini memastikan bahwa semua pelaku ekonomi, baik besar maupun kecil, memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing di pasar.
Dengan adanya compliance, praktik bisnis yang tidak etis, seperti penipuan, pencemaran lingkungan, dan eksploitasi tenaga kerja, dapat diminimalisir. Hal ini tidak hanya melindungi kepentingan konsumen dan karyawan, tetapi juga menciptakan iklim yang kondusif bagi inovasi dan pertumbuhan. Ketika semua perusahaan beroperasi dalam kerangka hukum yang sama, tercipta persaingan yang sehat dan berkelanjutan.
Lebih jauh lagi, compliance meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi dan pelaku ekonomi. Ketika masyarakat yakin bahwa perusahaan mematuhi aturan dan beroperasi secara etis, mereka lebih cenderung untuk berinvestasi, membeli produk, dan mendukung bisnis tersebut. Ini menciptakan efek positif yang berkelanjutan, di mana pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
Dengan kata lain, compliance bukan hanya tentang menghindari sanksi hukum, tetapi juga tentang menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi semua. Dalam konteks pembangunan ekonomi yang adil, kepatuhan terhadap hukum dan regulasi menjadi landasan yang diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Contoh nyata dari pentingnya compliance dapat dilihat dalam kasus sebuah perusahaan di Cikarang Barat. Perusahaan ini disegel oleh pemerintah daerah setelah ditemukan enam pelanggaran lingkungan, termasuk pembuangan limbah yang mencemari saluran drainase dan sungai (Newsroom Diskominfosantik, 2022). Pelanggaran ini menunjukkan konsekuensi dari ketidakpatuhan hukum yang tidak hanya merugikan lingkungan tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat.
Pelanggaran yang dilakukan perusahan tersebut menciptakan ketidakadilan bagi pesaing lainnya yang mematuhi regulasi. Ketika perusahaan tersebut mengabaikan kewajiban untuk melakukan compliance, mereka beroperasi dalam lingkungan yang tidak setara, merugikan perusahaan-perusahaan lain yang taat hukum. Hal ini tidak hanya merusak reputasi perusahaan itu sendiri, tetapi juga mempengaruhi keadilan ekonomi bagi masyarakat. Pesaing yang beroperasi dengan baik dan mengikuti aturan seharusnya tidak dirugikan oleh praktik tidak etis dari perusahaan lain.