Pengaruh Body Dissatisfaction dan Pola Diet pada Usia Remaja

Masa remaja merupakan salah satu masa perkembangan, proses dari anak-anak menjadi dewasa yang berlangsung antara usia 10 sampai dengan 21 tahun, dan ditandai dengan periode peralihan dan perubahan. Pada masa ini, remaja akan mengalami perubahan secara fisik maupun psikis.

Sekarang ini, banyak remaja yang merasa tidak percaya diri terhadap tubuh yang dimilikinya. Terutama pada remaja perempuan, mereka akan merasa lebih sempurna jika memiliki berat badan yang ideal. Maka cara yang dipilih untuk mendapatkan berat badan ideal mereka adalah dengan berlomba-lomba menurunkan berat badan atau biasa disebut dengan diet.

Kebanyakan orang menganggap bahwa diet merupakan cara untuk menurunkan berat badan, terutama bagi mereka yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan berat badan yang sesuai dengan keinginannya. pada awalnya, beberapa dari mereka mungkin berhasil melakukan diet. Tetapi, hanya sedikit yang berhasil mempertahankan berat badannya dalam jangka panjang.

Para remaja perempuan  melakukan diet untuk mendapatkan berat badan yang diinginkan, tapi terkadang mereka melakukan kesalahan ketika berdiet. Mereka justru melakukan diet dengan melewatkan sarapan atau mengurangi porsi makan yang berlebihan, sehingga membuatnya merasa lapar. 

Padahal diet yang tepat bukan soal seberapa banyak porsi makan. Mereka juga tidak mengkonsumsi nasi, gula, dan makanan berlemak. Ditambah dengan beberapa dari mereka juga meminum suplemen penurun berat badan. Mereka hanya ingin memiliki berat badan ideal dengan cepat tanpa memikirkan kesehatan dan kebutuhan gizi mereka.

Pola diet yang tidak sehat akan memengaruhi nutrisi yang dibutuhkan oleh remaja untuk proses pertumbuhannya. Tubuh akan mudah lemah hingga jatuh sakit, dan fungsi organ tubuh juga menjadi tidak normal. Tidak hanya itu, kesalahan pola diet juga bisa menyebabkan menstruasi yang tidak teratur, gangguan pencernaan, dan juga risiko jangka panjang, seperti osteopenia dan osteoporosis.

Selain berpengaruh pada kesehatan fisik, pola diet yang tidak sehat pun dapat memengaruhi kesehatan mental pada usia remaja. para remaja akan merasa stress dan juga depresi apabila gagal untuk mendapatkan berat badan idealnya. Remaja dengan berat badan tidak ideal akan merasa tidak percaya diri dengan postur tubuhnya dibandingkan remaja yang mempunyai berat badan ideal. 

Perasaan tidak percaya diri ini dapat mengganggu perkembangan psikologis pada masa pertumbuhan remaja. Banyak faktor yang menjadi alasan remaja melakukan diet. Diantaranya adalah faktor individu, keluarga, dan lingkungan, tetapi rasa tidak percaya diri dan ketidakpuasan pada bentuk tubuh merupakan faktor terbesar dalam melakukan diet.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan diet, yang petama yaitu tidak terlalu ketat dan ekstrim dalam membatasi porsi makan, yang kedua harus dengan makanan bernutrisi tinggi, ketiga mencukupi kebutuhan mineral tubuh, yang terakhir adalah olahraga dan tidur yang cukup.

Banyak cara diet yang bisa dilakukan tanpa mengurangi porsi makan, diantaranya adalah menghitung defisit kalori setiap harinya dengan mengurangi karbohidrat yang bisa berubah menjadi gula dan disimpan dalam tubuh menjadi lemak, memperbanyak konsumsi protein dan serat. Setiap orang memiliki kebutuhan kalori yang berbeda, dan bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui berapa kalori yang dibutuhkan oleh tubuh.

Selanjutnya yang bisa dilakukan ketika diet adalah mengatur porsi makan dengan gizi seimbang, hindari makanan berlemak dan tinggi gula ketika makan malam. Makan secara perlahan juga penting dilakukan ketika diet, karena cara ini akan membuat kenyang lebih cepat. Diet bukan hanya tentang mengatur pola makan saja, tetapi olahraga juga penting dilakukan untuk membakar kalori dari makanan yang dikonsumsi.