Mohon tunggu...
Ahyarros
Ahyarros Mohon Tunggu... Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Di Tengah Laut, Perempuan Pulau Maringik Kesulitan Air Bersih

3 Oktober 2025   09:56 Diperbarui: 3 Oktober 2025   13:29 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Maringkik jejerkan bak dan jerigen untuk air bersih (Foto, Ahyar ros)

Zaenab tinggal bersama empat orang dewasa dan dua anaknya yang masih balita dan satunya masih duduk dibangku kelas 4 sekolah dasar. Zaenab menikah dengan pria nelayan asli Pulau Maringkik. Usia pernikahanya sudah tahun kesepuluh. Ia tak berniat pergi dari Maringkik, meski menyadari krisis air bersih di Maringkik seperti tiada ujungnya.

"Kalau air PDAM macet, kami mencuci dan mandi seadanya. Apalagi musim kemarau, kami harus pergi membeli air seharga Rp 65.000 per satu tangki isi 500 liter ke Desa Tanjung Luar," tutur Zaenab.

Riset yang dilakukan Baiq Herdina Septika, pengajar Universitas Mandalika Mataram (Undikma) tahun 2024, menyebutkan Pulau Maringkik menghadapi tantangan serius, seperti keterbatasan air, abrasi pantai, perubahan iklim dan ancaman air pasang dari Selat Alas dan Samudra Hindia.

Penelitian ini merekomendasikan untuk menguranggi krisis air bersih berkepanjangan di Pulau Maringkik, perlu adanya kolaborasi yang kuat antara masyarakat dan pemerintah. Sehingga kelompok perempuan, lansia, disabilitas dan anak-anak mendapatkan akses yang layak pada air bersih. 

Data yang dikeluarkan Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indoensia dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 juga memperkirakan bahwa NTB masuk dalam wilayah yang kelangkaan air bersihnya terus meningkat hingga tahun 2030 dan kertersedian air di NTB diproyeksikan akan menjadi langka atau kritis pada tahun 2045.  

Kepala Desa Maringkik, Nusapati mengatakan warga Pulau Maringkik mengalami keterbatasan air bersih. Meski air telah masuk aliran PDAM, tapi pada dasarnya belum mencukupi kebutuhan dan menyelesaikan kelangkaan air bersih di wilayahnya.

"Warga Maringkik hanya bisa mendapatkan beberapa liter air bersih saja. Kalau kebutuhan air untuk per-kepala keluarga masih belum mencukupi," kata Kades Nusapati.

Menurutnya, keterbatasan akses air bersih tersebut memaksa warga harus rela berbagi dengan warga lainya, demi mendapatkan kebutuhan air untuk minum keluarga dan mencuci. Sementara untuk mandi dan kegiatan lainya, masih sangat kekurangan.

Ketersediaan air bersih, terutama untuk kebutuhan sehari-hari menjadi barang yang berharga. Meski sejumlah upaya telah dilakukan untuk menanggulangi kelangkaan air bersih, tapi belum maksimal.

"Kebutuhan warga Maringkik terhadap air cukup tinggi, soalnya setiap hari harus turun melaut. Sehingga mereka harus selalu mengunakan air," ujarnya.

Sementara itu, untuk sambungan pipa air tawar bawah laut dari daratan kabupaten Lombok Timur ke Pulau Maringkik telah terpasang sejak sekitar 1990 tahun silam, yang waktu itu di resmikan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Republik Indonesia, Radinal Mochtar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun