Mohon tunggu...
Ahya Dzul
Ahya Dzul Mohon Tunggu... Mahasiswa ILMU KOMUNIKASI_24107030135 UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Seorang yang menyukai wisata dan eksplorasi alam, dan saya selalu tertarik untuk mengabadikan keindahan alam ataupun tempat wisata lewat foto dan video. Dari pegunungan hingga lautan, dari keindahan pohon pohon di hutan hingga bangunan bangunan megah di kota, saya juga menyukai tentang keindahan flora dan fauna yang saya temui. Selain itu, saya juga memiliki ketertarikan mendalam terhadap seni, budaya, dan hiburan. Mendalami berbagai kisah-kisah unik dari berbagai tempat.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mudik ala Mahasiswa: petualangan Pulang Kampung dari Kota Gudeg ke Tanah Ngapak

27 Maret 2025   21:02 Diperbarui: 28 Maret 2025   04:50 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sih yang lebih mendebarkan daripada perjalanan pulang kampung bersama teman? Pernahkah kamu membayangkan sensasi berkendara ratusan kilometer dengan sepeda motor, menembus panas terik dan hujan deras, hanya demi kembali ke rumah? Seberapa seru tantangan yang akan dihadapi di jalan, dan bagaimana rasanya ketika akhirnya tiba di kampung halaman yang dirindukan?

Mudik bagi mahasiswa perantauan bukan sekadar perjalanan pulang, tetapi juga sebuah petualangan penuh cerita. Setiap tahun, menjelang libur panjang atau hari raya, jalanan dipadati oleh para pemudik yang berusaha kembali ke kampung halaman, termasuk kami berlima saya dan 4 orang teman saya. Kami memutuskan untuk melakukan perjalanan dari Yogyakarta ke Banyumas menggunakan sepeda motor. Perjalanan ini memang penuh risiko, tetapi juga menghadirkan pengalaman tak terlupakan.

Persiapan: Antara Semangat dan Kekhawatiran

Jarak Yogyakarta-Banyumas memang tidak terlalu jauh, hanya sekitar 170 kilometer. Namun, kami tahu perjalanan ini tidak bisa dianggap remeh. Kami mempersiapkan segalanya dengan matang, memeriksa kondisi motor, membawa jas hujan, memastikan bahan bakar cukup, serta menyiapkan kondisi tubuh yang fit.

"Sudah cek tekanan ban belum?" tanya Zeva sebelum berangkat.

"Aman, bro! Semua sudah siap," jawab Arda dengan penuh percaya diri.

Kami pun sepakat untuk berangkat pagi-pagi sekali agar bisa menghindari terik matahari dan kemacetan di jalan. Dengan jaket tebal, helm terpasang, dan ransel kecil di punggung, kami akhirnya memulai perjalanan panjang ini.

Perjalanan: Tantangan di Jalanan

Sejak awal perjalanan, kami sudah dihadapkan pada berbagai tantangan. Bagaimana tidak? Jalanan yang padat dengan pemudik lain membuat kami harus ekstra hati-hati. Belum lagi, cuaca yang tak menentu, sesekali matahari bersinar terik, lalu tiba-tiba hujan turun deras.

"Kalau begini, harus berhenti dulu atau lanjut saja?" tanya Zeva saat kami berteduh di depan toko kelontong. Kami akhirnya memutuskan untuk menunggu hujan reda sambil menyeruput teh hangat di warung pinggir jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun