Mohon tunggu...
Ahmad Wazier
Ahmad Wazier Mohon Tunggu... Dosen -

Manusia awam yang \r\npenuh dengan keterbatasan dan kebodohan. \r\n\r\nSaat ini berstatus sebagai Dosen dan Mahasiswa Program Doktor (S3) di University of Tasmania-Australia.\r\n\r\nMantan pengurus DPD IMM DIY ini menyelesaikan Pendidikan Pasca Sarjana di Universitas Gadjah Mada.\r\nPengalaman organisasi: Sekretaris Pusat Pengembangan Bahasa (dua periode), Wakil sekretaris MTDK PWM DIY dan Sekjen KAMADA, Ketua Umum KORKOM IMM, Waka 1 IMM PSH,. Jabatan terakhir sebagai Kepala Pusat Pengembangan Bahasa (2 Periode).\r\n\r\nAktivis alumnus Pondok Pesantren Ar-Ruhamaa’ ini mempunyai minat bidang kebijakan politik Amerika Serikat, ideologi dan agama.\r\n\r\nAktif di beberapa perkumpulan dan juga latihan menjadi pembicara dalam diskusi, training, seminar atau konferensi. bisa di hub di: Twitter: @WazierW wazier1279@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Balkoni Apartemenku

16 Maret 2016   18:15 Diperbarui: 16 Maret 2016   18:17 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Posisi apartemen ku memang sangat setrategis. Selain semua pamandangan sungai, juga terlihat rumah-rumah penduduk di seberang sungai. Jika malam cahaya lampu-lampu dari rumah penduduk terlihat sangat jelas. Pantulan cahaya lampu itu berkilau-kilau di air sungai Derwent saat malam hari tiba.   

*****

 

Aku tidak pernah berpikir, jika aku akan sampai disini. Semua kesulitan, hambatan dan rintangan tidak pernah kurasakan. Semua mengalir begitu saja.

Orang desa seperti ku tidak pernah berani bermimpi hidup di negara makmur seperti ini.

Meskipun waktu kecil aku sempat mengimpikan punya kebun yang luas, ternak yang banyak dan juga kolam ikan, tetapi aku tidak pernah bermimpi untuk bisa merasakan tinggal di Luar Negeri. Apalagi aku disini untuk kuliah S3. Aku bersyukur bisa tinggal beberapa tahun di negara kangguru ini.

Mungkin jika dulu aku cerita pada orang kampung, jika aku akan kuliah S3 di Luar Negeri, mereka akan mentertawakan ku. lebih lagi jika aku cerita pada teman-teman SMP ku, pasti semua akan menggap ku gila. Pasalnya belum ada seorang pun anak kampung ku yang bisa kuliah sampai lulus. Anak-anak di kampung ku rata-rata hanya lulusan SD. Kalaupun ada beberapa yang lulus SMP mereka pun sama saja dengan yang lulusan sekolah dasar. Paling setelah lulus bekerja kembali sebagai petani. Ijazah mereka tidak pernah memberikan peningkatan apa-apa bagi mereka.  

Sebelum aku kuliah memang ada beberapa orang yang kuliah di luar daerah. Itupun hasil kuliah mereka tidak jelas, karena setelah selesai kuliah mereka nganggur atau maksimal berkerja sebagai buruh di Jakarta. Lebih memprihatinkan lagi ada beberapa diantara mereka yang tidak bisa menyelesaikan kuliah karena tersandung berbagai masalah.

Tapi itulah masa lalu ku. Masa lalu yang memperkaya kehidupan ku saat ini. Masa lalu ku yang pedih ternyata memberikan banyak manfaat dalam kehidupan ku. bukan sekedar pengalaman yang ku dapatkan, tetapi juga kekuatan mental dan spiritual dalam menghadapi segala cobaan hidup ku.

Tentu semua yang ku nikmati hari ini adalah hasil jerih payah kedua orang tuaku. Mereka telah bekerja keras, peras keringat banting tulang. Merekalah yang telah bekerja keras untuk membiayai sekolah ku hingga bisa sampai seperti ini. Berkat doa mereka lah, sesuatu yang tidak mungkin dalam hidup ku menjadi mungkin.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun