Minggu siang lalu, saya ke Soreang, Kabupaten Bandung. Daerah Gading Tutuka. Perempatan jalan yang mengarah ke pintu tol Saroja, saya lihat ada bakso malang. Haji Darmo nama warung bakso tersebut. Seingat saya dari arah Sayati sampai Pemkab tidak ada bakso malang. Dan kali ini saya melihatnya.Saya coba singgah. Saya lihat ramai juga orang antre beli bakso. Pembeli ambil mangkuk sendiri. Ambil bakso, tahu, pangsit, bakwan dan lainnya. Bisa memilih dan ambil sesuai selera. Tentu yang diambil menentukan jumlah pembayarannya. Tak usah khawatir masih di bawah lima puluh ribuan. Bahkan ada paket empat belas ribu.
Mirip parasmanan. Setelah mangkuk diisi sendiri, kuahnya dituangkan oleh pegawainya. Lanjut pakai bawang goreng dan seledri. Lalu bergerak ke arah kasir. Kursi untuk makannya pun enak dan nyaman. Protocol kesehatan pun tampak diterapkan. Iringan musik pun terdengar. Meski pinggir jalan, tetapi nyaman tempatnya. Ada tempat parkir.
Konon, kalau ingin merasakan nikmatnya kuah dan renyah bakwan serta lembutnya bakso, dicicip saat kuah belum diberi tambahan saus atau kecap. Coba saja dicicip saat polos begitu. Pasti terasa keaslian olahan bumbu kuahnya. Saat itulah penikmat bakso bisa menilainya.Â
Saya lanjutkan ceritanya. Karena saya duduk agak dekat trotoar, sebrang jalan tampak sate kambing muda Pak Kromo. Ramai orang masuk pada warung tersebut. Ketika melihat label nama Pak Kromo, teringat dengan sate kambing di dekat jalan Citarum Bandung.
Sambil pulang saya pacu motor ke arah warung sate Pak Kromo dan ternyata memang itu warung sate kambing muda yang terkenal enak. Ah, ingin coba rasa satenya. Ayo kuliner di Soreang. *** (ahmad sahidin)
