Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Warga Kabupaten Bandung. Sehari-hari beraktivitas memenuhi kebutuhan harian keluarga. Bergerak dalam literasi online melalui book reading and review (YouTube Shalawat Channel). Mohon doa agar kami sehat lahir dan batin serta dimudahkan dalam urusan rezeki.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merindukan Islam (Model) Nabi

26 November 2018   22:07 Diperbarui: 26 November 2018   22:33 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Merindu Islam Nabi: Keprihatinan seorang Juru Dakwah adalah buku karya Syaikh Muhammad Al-Ghazali. Judul aslinya "Humumu Da'iah" diterbitkan di Kairo, Mesir. Buku terjemahan diterbitkan Mizan tahun 2015. Tebalnya 274 halaman. Terbagi dalam 13 bab plus mukadimah. Bentuk tulisannya reflektif dan bernada emosional. Maklum penulisnya adalah aktivitas Ikhwan Muslimin di Mesir. Selain ulama, juga intelektual dan gurubesar di universitas al-Azhar Mesir.

Saya menikmati tulisan dari Al-Ghazali. Sangat menggebu dan semangat dalam kemajuan umat. Ia ingin sedang coba provokasi umat agar mau bergerak dan berkompetisi dalam teknologi dan kebudayaan dengan bangsa Barat yang non Muslim. Menurutnya bahwa sebagian besar umat Islam masih menyoalkan ikhtilaf ibadah dan lebih banyak energi terkuras dalam urusan furu' ketimbang ushul dalam agama Islam.

Menurut Al-Ghazali bahwa esensi dari agama Islam yang dibawa dan diwujudkan oleh Rasulullah saw adalah kemajuan dan perubahan yang lebih baik di kalangan masyarakat. Nabi mampu mengubah masyarakat tribal menjadi masyarakat yang menjunjung persatuan, membangun peradaban, dan memanusiakan manusia.

Syaikh Al-Ghazali menyatakan suatu persoalan ibadah atau amaliah, meski tidak dicontohkan Nabi selama memiliki nilai manfaat dan tidak melanggar ajaran agama Islam diperbolehkan untuk dikembangkan demi kemajuan umat Islam. 

Karena itu, kreativitas di kalangan umat Islam mesti digencarkan. Ingat kemajuan ilmu pengetahuan di zaman Abbasiyah meliputi Jazirah Arabia dan Persia, Umayyah di Spanyol, dan Fatimiyyah di Mesir dapat muncul dan dikenal karena kreativitas dari ulama disertai dukungan pemerintah yang berkuasa.

Kini, kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan umat Islam tidak muncul. Lebih banyak muncul pertikaian politik dan gerakan-gerakan atas nama Islam yang saling meniadakan satu sama lain. 

Sehingga kasus Palestina yang seharusnya menjadi fokus kaum Muslimin untuk membebaskan dari serangan dan pencaplokan wilayah oleh kaum Zionis Israel malah terabaikan. Yang terjadi seakan-akan ada pembiaran dari umat Islam dunia atas kezaliman Israel pada bangsa Palestina. Ini yang dikeluhkan oleh Al-Ghazali dalam buku ini.

Membaca buku ini tidak hanya mengetahui keresahan dari ulama, yang juga intelektual Mesir, tetapi memahami ada persoalan di tengah umat yang masih klasik dan terus digencarkan. 

Mulai dari hadis dhaif dan hadis ahad yang dipersoalkan tanpa mencari alternatif konten hadis yang semakna dari hadis yang mutawatir. Kemudian di Mesir pula masih ada golongan tokoh Islam yang memaksakan fikih mazhabnya pada orang-orang yang sudah ikut mazhab lain dan nyaman dalam ibadahnya. 

Dikritisi dalinya sampai terjadi cekcok yang tidak ilmiah di antara umat Islam. Level universitas bisa selesai dengan kajian ilmiah, tetapi level masyarakat yang terjadi adalah konflik dan permusuhan dengan sesama umat Islam yang berbeda mazhab. Ini persoalan yang terjadi pula hampir merata di kalangan umat Islam di berbagai dunia, sehingga dengan masa depan yang harus diraih. 

Lupa dengan kehidupan umat Islam yang harusnya mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil'alamiin. Lupa mengusung dan menyebarkan misi Rasulullah saw yaitu menyempurnakan akhlak manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun