Mohon tunggu...
Ahmad Ali Rendra
Ahmad Ali Rendra Mohon Tunggu... Lainnya - Kartawedhana

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kab. Hulu Sungai Selatan - Kalimantan Selatan Pemerhati Budaya dan Sejarah Pemandu (khusus) Museum Rakyat Kab.Hulu Sungai Selatan Pembina komunitas Dapur Budaya HSS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Desa Revolusi yang Tertidur Panjang di Era Pembangunan Indonesia

12 September 2022   11:39 Diperbarui: 13 September 2022   16:02 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dan catatan sejarah Dumam bin Ahmad, tokoh pejuang revolusi di Karang Jawa. (Sumber koleksi: Rendra)

Demi mempertahankan "kedaulatan" di desaku Pemerintahan Gubernur ALRI D IV Pertahanan Kalimantan membuat sebuah satuan komando khusus yang disebut "Komando Militer Daerah Tengah (KMDT)" yang berada tepat di jantung desaku. 

Tidak tanggung-tanggung pasukan utama dari KMDT adalah para putera-putera terbaik dari daerah setempat. Mereka kemudian dinamakan "Pasukan Pengawal Garis Demarkasi" yang langsung dikomandani oleh Samideri Dumam seorang gerilyawan setempat.

Sebelumnya adalah wakil komandan pasukan tempur "Yon Mobile" pimpinan Letnan Ibnu Hajar yang merupakan inti satuan tempur Rx-8 Amandit yang menjadi pasukan andalan utama milik ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan yang begitu ditakuti oleh pasukan militer Belanda dimana dalam setiap aksinya yang kerap berhasil menghancurkan pos-pos militer dan "membantai" para serdadu dan polisi NICA. 

Letnan Samideri yang memimpin "Pasukan Pengawal Garis Demarkasi" juga diketahui adalah anak ke-2 dari Guru Dumam seorang intelektual dan aktivis politik pro Republik dari Desa Karang Jawa yang saat itu bertugas menjadi penasehat khusus untuk memberikan masukan serta pandangan kepada Brigjend Hassan Basry.

Bulan Agustus tahun 1949 desaku digempur habis-habisan oleh tentara Belanda dan Polisi NICA beserta dengan pasukan-pasukan pendukungnya seperti Partai Indonesia Anti Merdeka (PAIM) yang terdiri dari Pasukan Parang Bungul, Laung Kuning dan Kucing Hitam dibawah pimpinan Kiai Besar Pangeran Merah Nadalsyah. 

Juga tidak tanggung-tanggung pasukan Baret Hijau yang semula dipimpin oleh Raymond Westerling dalam peristiwa pembantaian 30.000 masyarakat Sulawesi Selatan juga turut dikerahkan bersama pasukan Cakra dari Jawa Timur dibawah pimpinan Letnan Venendaal (atasan Raymond Westerling) yang ingin menguasai wilayah gerbang demarkasi yang ada di desaku. 

Namun semua itu lantas tidak membuat para gerilyawan menjadi gentar atau ketakutan namun sebaliknya kecamuk pertempuran-pertempuran sengit itulah yang kemudian menjadi pemantik api semangat perjuangan.

Kian hari semakin membakar relung jiwa mereka (para gerilyawan) dengan api semangat yang menyala-nyala meneguhkan bara patriotisme yang sudah mengakar lama di dada mereka.

Semangat itu pada gilirannya memunculkan manuver-manuver yang menggila. Gempuran dahsyat militer Belanda ke wilayah "Garis Demarkasi" dibayar jua dengan serangan-serangan balik yang begitu mematikan oleh para gerilyawan KMDT ALRI Divisi IV seperti pada Tangsi militer Belanda di Kandangan yang akhirnya digempur habis-habisan oleh gerilyawan serta tak luput pula kantor-kantor pemerintahan kolonial Hindia-Belanda yang dilumpuhkan kegiatannya oleh "Pasukan Pengawal Garis Demarkasi". 

Peristiwa ini dikenang sebagai "Perang Garis Demarkasi di Desa Karang Jawa". Peristiwa tersebut merupakan titik paling penting bagi misi perjuangan ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan dan seluruh rakyat Kalimantan terhadap kedaulatan Republik Indonesia di tanah Kalimantan yang tercinta ini. 

"Sekarang, nampaknya tidak begitu berlebihan bukan? jika diawal tulisan ini kusebut kampung halamanku adalah Desa yang tidak dapat ditaklukan oleh Penjajah Belanda." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun