Mohon tunggu...
Ahmad Ali Rendra
Ahmad Ali Rendra Mohon Tunggu... Lainnya - Kartawedhana

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kab. Hulu Sungai Selatan - Kalimantan Selatan Pemerhati Budaya dan Sejarah Pemandu (khusus) Museum Rakyat Kab.Hulu Sungai Selatan Pembina komunitas Dapur Budaya HSS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Desa Revolusi yang Tertidur Panjang di Era Pembangunan Indonesia

12 September 2022   11:39 Diperbarui: 13 September 2022   16:02 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dan catatan sejarah Dumam bin Ahmad, tokoh pejuang revolusi di Karang Jawa. (Sumber koleksi: Rendra)

Tapi itu hanya masa lalu, sekarang desaku bak daun kering yang diterpa angin. Tidak ada arah kejelasan kemana angin akan membawanya. 

Dalam 72 tahun setelah pengakuan Kalimantan sebagai bagian dari negara Republik Indonesia desaku tidak banyak berubah. Memang dari segi tampilannya jauh lebih modern ketimbang dulu dimana sekarang rumah-rumah beton mulai massif menggantikan rumah-rumah panggung dan kawasan hutan serta semak belukar yang dulu sangat banyak disisi kanan dan kiri jalan di desaku. 

Tokoh-tokoh di desaku bergantian "kembali" kehadirat Tuhan YME. Disadari atau tidak kehilangan mereka yang terlalu cepat juga ikut berdampak tergerus dan hilangnya jati diri kami sebagai generasi muda penerus. 

Terlebih dengan banyaknya kawasan komplek perumahan-perumahan baru yang dikembangkan oleh para developer juga turut andil menjadi mangnet pengundang orang-orang baru yang semula tidak kami kenal datang dan bermukim di desa kami. 

Namun tidak hanya sampai disitu saja mereka kemudian juga membuat "lingkungan sosial"mereka sendiri tanpa langsung terhubung dengan sosial masyarakat desa setempat yang tentu membuat sekat tebal antara warga masyarakat pendatang dan warga desa setempat.

Kondisi-kondisi tersebut kian diperparah dengan "rancunya" pembagian administrasi wilayah oleh pemerintah.

Desa Karang Jawa Muka kini mengalami perubahan dalam segi wilayah. Untuk sekedar diketahui Desa Karang Jawa Muka sekarang melingkungi desa-desa yang ada disekitar (utara) yang sudah sejak dulu tidak begitu saling terhubung secara sosial-masyarakatnya dengan warga yang ada di desaku. 

Padahal sebaliknya wilayah ujung desa sebelah (sisi sebelah timur desaku) yakni Desa Karang Jawa (hulu) yang dibatasi oleh bekas sungai Amandit Lama dari dulu hingga sekarang merupakan bagian dari sosial-masyarakat yang tak terpisahkan bahkan sangat erat talian hubungannya dengan warga masyarakat di desaku. 

Bukan hanya jarak yang sangat dekat. Tetapi memang sejak dulu, warga (mereka) memang bagian dari keluarga besar warga masyarakat di desaku. 

Hamparan ladang persawahan yang terhampar luas nan indah di desa mereka sebagian besar juga milik warga didesaku yang diwariskan secara turun-temurun sejak zaman nenek moyang kami. Sejatinya penduduk ujung desa sebelah yang berbatasan dengan desaku (ujung Karang Jawa Hulu) merupakan bagian dari keluarga besar masyarakat di desaku sejak dari dahulu kala. 

Misalnya dalam kegiatan gotong royong jika ada hajatan pernikahan maupun perihal meninggal dunia salah seorang dari warga kampungku atau warga bagian ujung desa sebelah (yang kusebutkan tadi) mereka pasti akan berkumpul bersama bersatu padu dengan warga yang ada di desaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun