Mohon tunggu...
Ahmad rayhan
Ahmad rayhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Untuk tugas kuliah

Untuk tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Sarafal Anam" Budaya Asli Suku Lembak

4 Maret 2021   13:35 Diperbarui: 4 Maret 2021   13:49 1941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sarafal Anam, begitulah masyarakat Suku Lembak di kota Bengkulu provinsi Bengkulu, menyebutnya. Sarafal Anam merupakan salah satu kesenian dan budaya masyarakat suku Lembak.

Kesenian sarafal anam disajikan dalam bentuk seperti mengiramakan sebuah lagu. Namun lagu yang digunakan bernuansa Islami serta berisi puji-pujian terhadap Allah, SWT, Rasul atau Nabi.

Budaya yang juga bernafaskan Islam, adat dan budaya suku lembak ini diketahui sudah masuk kisaran tahun 1500-an beriringan dengan masuknya perkembangan agama Islam di Bengkulu.

"Sarafal anam merupakan adat dan budaya yang bernafaskan Islami dan tidak terlepas dari syariat Islam. Ini kearifan lokal suku Lembak di Kota Bengkulu," kata ketua Adat kelurahan Dusun Besar kecamatan Singaran Pati kota Bengkulu, Abdullah, saat ditemui saya Senin 1 maret 2021

Kesenian sarafal anam masih mengakar hingga sekarang. Khususnya masyarakat asli Lembak di Kota Bengkulu dan sekitarnya. Di kelurahan Jembatan Kecil, Panorama kelurahan Dusun Besar kecamatan Singgaran Pati, contohnya.

Biasanya sarafal anam disajikan pada acara tertentu. Saat pesta perkawinan atau pernikahan suku Lembak, acara aqiqah atau cukur rambut bayi dalam bahasa lembak Nenjor, hatam Quran atau tamat kaji dan acara Maulid Nabi.

Pria ini satu dari puluhan anggota klub kesenian sarapal anam di daerah-nya. Klub Sarafal Anam atau group Berdikir di kalangan masyarakat suku Lembak tetap dilestarikan secara turun menurun.

Di mana kearifan lokal sarafal anam tersebut dapat dijadikan kekuatan dalam membendung hoak dan disrupsi informasi di lingkungan masyarakat di Kota Bengkulu dan sekitarnya.

Sebab, kesenian sarafal anam tidak hanya dimainkan ketika acara tertentu dalam suku Lembak. Namun, kesenian yang menggunakan alat musik pukul gendang ini memiliki jadwal latihan setiap minggu.

Latihan itu di gelar klub kesenian sarafal anam. Klub sarafal anam persatuan muda sepakat (PMS), kelurahan Panorama dan klub persatuan pemuda sepakat (PPS) kelurahan Dusun Besar kecamatan Singaran Pati kota Bengkulu.

Jadwal latihan setiap minggu di helat pada Senin malam. Ba'da salat Isya atau setelah salat Isya, tepatnya. Seperti, klub sarafal anam persatuan muda sepakat (PMS) kelurahan Panorama kecamatan Singaran Pati kota Bengkulu.

Latihan itu digelar di rumah anggota yang tergabung dalam group sarafal anam, secara bergantian. Dari pertemuan dalam setiap latihan tersebut masyarakat suku Lembak menjalin silaturahmi.

Berangkat dari silaturahmi itu anggota klub saling bertukar informasi di lingkungan masing-masing. Baik di tingkat RT maupun RW di wilayah masing-masing.

Tidak hanya itu, dari latihan sarapal anam yang melibatkan tidak kurang dari puluhan masyarakat suku lembak, tentu mampu mendeteksi masuknya paham radikalisme dan terorisme di lingkungan masyarakat.

"Latihan sarapal anam tidak hanya melibatkan orang dewasa, orangtua. Kami juga melibatkan dan merangkul generasi muda. Mulai dari tingkat SMP, SMA maupun mahasiswa," jelas pria yang dipercaya sebagai Pembina group sarafal anam Persatuan Pemuda Sepakat (PPS) kelurahan Dusun Besar kecamatan Singaran Pati kota Bengkulu.

Selain bertukar pikiran dan informasi, latihan sarafal anam juga mampu mengisi hal-hal yang baik dan bermanfaat untuk generasi muda yang terlibat secara langsung. Lalu, mempererat tali persaudaraan.

Di mana generasi muda diberikan edukasi. Baik edukasi bahaya terorisme, informasi hoaks dan disrupsi informasi.

Cara tersebut tentu mampu menangkal paham radikalisme, hoaks serta disrupsi informasi. Bahkan, generasi muda akan lebih terbuka dan peka terhadap lingkungan atas bahaya-bahaya di daerah masing-masing.

Keterlibatan generasi muda suku Lembak, sampai Abdullah, mencapai 20 orang dari 52 anggota group sarafal anam Persatuan Muda Sepakat (PMS) kelurahan Panorama kecamatan Singaran Pati kota Bengkulu.

Group sarafal anam dengan melibatkan generasi muda tersebut, lanjut Abdullah, sudah berlangsung sejak dua tahun terakhir atau sejak 2017. Di mana setiap latihan dan belajar sarapal anam memakan waktu tidak kurang dari 3 jam.

"Anggota sarafal anam, khususnya generasi yang ikut serta dalam latihan sarafal anam juga diberikan arahan dalam mencari jati diri," jelas Abdullah.

"Mereka mendapatkan edukasi agar tidak memberikan informasi yang belum tentu kebenarannya atau informasi hoaks di media sosial," sampai Abdullah.

Dalam latihan sarafal anam, masyarakat suku Lembak menggunakan rebana berukuran besar. Rebana itu dari kulit sapi dan kambing untuk ditabuh ketika mengiringi dan melafaskan pujian-pujian untuk Allah, SWT, Rasul dan Nabi.

Di bagian dalam rabana terdapat lilitan rotan yang melingkar. Mengikuti bentuk rebana. Fungsinya, untuk menambahkan efek nyaring saat rebana di tabuh. Memainkan kesenian sarafal anam dilakukan secara berdiri maupun sambil duduk.

"Sarapal anam salah satu untuk menyalurkan hobi dalam melestarikan budaya suku Lembak bagi generasi muda," ujar Abdullah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun