Mohon tunggu...
Irzam
Irzam Mohon Tunggu... Pelajar

Seorang awam yang di perintah untuk meningkatkan kualitas golden Generation dan dengan perintah yang telah di lontarkan saya akan berusaha sekuat tenaga ku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Papua dan Ekonomi Destruktif Negara yang Menghambat Pembangunan di Papua

11 Juni 2025   10:15 Diperbarui: 11 Juni 2025   10:15 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentas hasil wawancara dengan narasumber

Penulis juga menyoroti bahwa budaya "bayar denda" dalam hukum adat, yang digunakan untuk menyelesaikan konflik, secara jangka panjang menghambat penegakan hukum dan rasionalisasi sosial. Alih-alih menciptakan efek jera, sistem ini memperkuat siklus konflik dan penghindaran hukum positif.

3. Politik Identitas dan Xenophobia

Fenomena xenophobia atau sikap curiga terhadap orang luar yang meningkat di Papua menjadi sorotan penting. Sikap ini muncul sebagai bentuk perlindungan diri dari dominasi luar, tetapi dalam praktiknya, menciptakan kerentanan sosial dan ketidakadilan baru terhadap kelompok non-OAP. Contoh konkret seperti penguasaan ojek oleh OAP di Wamena menunjukkan bagaimana politik lokal dan kepentingan elektoral bisa mendukung tuntutan eksklusivitas, bukan keadilan sosial.

4. Aspek Ekonomi: Ketidaktepatan Intervensi dan Distorsi Budaya

Dalam aspek ekonomi, penulis mengkritik pendekatan pembangunan yang terlalu berfokus pada transfer dana besar-besaran, seperti bantuan langsung tunai dan dana desa, tanpa memperhatikan dimensi budaya dan kesiapan masyarakat. Hal ini justru menyebabkan ketergantungan, melemahkan etos kerja, dan memperkuat pola konsumtif masyarakat OAP.

Paradoksnya, karakter sosial OAP yang sangat tinggi---dalam hal membantu sesama---malah membuat dana bantuan cepat habis, bukan untuk pengembangan ekonomi produktif, tetapi untuk memenuhi ekspektasi sosial komunitas. Pemerintah dinilai lalai dalam memahami dan mendampingi masyarakat OAP secara kontekstual.

5. Rekomendasi Solusi: Pendekatan Holistik dan Transformasi Pola Pikir

Penulis menyarankan perlunya solusi yang holistik, terintegrasi, dan kontekstual, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan ekonomi atau politik, tetapi juga menyasar pembentukan pola pikir rasional dan kritis di kalangan OAP. Ini mencakup:

Pendekatan pembangunan berbasis potensi lokal.

Pendidikan kontekstual dan berkualitas.

Rekonsiliasi politik dan pengakuan hak-hak OAP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun