Mohon tunggu...
Ahmad Mursyidi
Ahmad Mursyidi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Entrepreneur, Khodimul Al Qur'an Metode Tilawati

Berusaha untuk lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penantian di Ujung Senja

21 November 2020   09:19 Diperbarui: 21 November 2020   09:25 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya iya" Aldi terbata-bata terdiam seperti orang sedih. 

"teman satu sekolah waktu SMP" kata Aldi melanjutkan perkataannya.

"Oooooh teman satu sekolah" kata Andi.

"Boleh juga." kata Andi bergumam sendirian.

"Maksudnya?" kata Aldi 

"Ia cantik, bicaranya lemah lembut, ceria, tubuhnya bak gitar Spanyol sungguh sempurna." kata Andi sambil memandang Putri dari kejauhan kayanya tertarik.

Tiba-tiba saja muka Aldi berubah merah kaya di samber gledek perasaan cemburu menyelimuti hatinya, sekujur tubuhnya panas seakan ingin meledak andai saja ia berani meninju Andi. Tapi apalah daya ia siswa baru tak punya teman lagian bukan anggota geng manapun.

Sepulang sekolah Aldi dikejutkan dengan kematian ayahnya yang menjadi tulang punggung keluarganya.

Ia menangis sejadi-jadinya setelah bahagia dan senang ketemu pujaan hati di sekolah baru, tiba-tiba saja harus dihadapkan dengan kepergian ayahnya selama-lamanya menghadap sang Illahi.

Perasaan bingung, sedih menyelimuti hatinya. Sepeninggal ayahnya ia harus berbuat apa. Ia tak punya keterampilan apapun ditambah hanya lulusan SMP. Ibunya hanya wanita penerima upah mencuci pakaian, itupun kalau ada yang ingin minta cucikan pakaian, kalau tidak ada bagaimana untuk makan sehari-hari dan kebutuhan lainnya.

Sempat terbersit dalam hatinya ingin berhenti sekolah dan cari kerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun