Mohon tunggu...
Ahmad Effendi
Ahmad Effendi Mohon Tunggu... Berjalan sendiri adalah pilihan, bergumul dengan sosial adalah hakekat.

Mahasiswa Sejarah di salah satu perguruan tinggi kota Yogyakarta. Pecinta sastra dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Makhluk yang Dibebaskan Tuhan

24 Desember 2019   13:42 Diperbarui: 24 Desember 2019   13:54 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Wahai para hadirin. Inilah saatnya. Inilah saat yang begitu lama kalian nanti", seru Tuhan diikuti teriakan para iblis dan setan. Para malaikat hanya diam menyimak.

"Perlu kalian tahu. Bahwa setelah dia bebas, maka aku akan langsung menurunkannya ke bumi. Biarlah dia membawa manusia ke manapun yang dia mau. Tapi yang perlu kalian ingat, setelah ia turun ke bumi, saya juga akan menurunkan orang lain yang nantinya akan memeranginya. Kalian paham?"

Gemuruh sorakan setan dan iblis seakan tak terbendung lagi saat Tuhan mulai memasukan kuncinya ke lubang gembok. Perlahan ia memutar ke kanan, melepas gembok dan secara perlahan pula mulai menarik rantai besar yang mengikatnya. Kemudian Tuhan mulai menarik pintu dan sedikit demi sedikit terbuka.

Saat pintu telah terbuka lebar, keluarlah Si Makhluk. Kembang api neraka serempak meluncur ke udara. Nyanyian-nyanyian dan eluhan hadirin terdengar begitu riuh. Banyak yang bersujud dan memanggil-manggil namanya. Beberapa ada yang pingsan karena begitu kagum dengan sosok itu. Para malaikat yang ikut menyaksikan, spontan menutup mata, hidung dan telinga. Beberapa ada yang muntah, ada pula yang buru-buru meninggalkan venue karena tak tahan.

Lantas, bagaiamana keadaan bumi?

Di bumi, burung-burung terbang tanpa arah dan saling menabrak. Binatang-binatang lain panik dan mengeluarkan suara-suara yang begitu mengerikan. Ikan-ikan di laut melompat-lompat seperti ingin melarikan diri ke daratan.

Gunung-gunung secara mendadak mengeluarkan asap dan lahar panas. Gempa terjadi. Laut mulai tak stabil, di beberapa kawasan terjadi tsunami meski memang gelombangnya tak terlalu tinggi. Langit tampak menghitam pekat, dan petir semakin ganas menyambar. Hujan deras turun hingga beberapa tempat terjadi banjir.

Di beberapa kawasan, perang semakin mengerikan. Pembunuhan anak dan perempuan semakin sering. Di negara dunia ketiga, pembantaian kepada minoritas terus terjadi. Di kawasan katulistiwa, ceramah-ceramah yang sifatnya hasutan menjadi lebih sering di dengar. Pada hari itu bumi begitu kacau.

Orang-orang turun ke jalan. Banyak yang memanjatkan doa. Seluruh umat dari berbagai agama, ras, suku, dan bangsa berbaur memanjatkan doa mereka masing-masing. Bahasa mereka satu: meminta perlindungan. Tangisan-tangisan dan rintihan memohon bergaung dari bumi dan mulai menggoncang surga. Dari atas, Tuhan melihatnya dan mulai was-was.

**

Dari gerbang neraka, Si Makhluk kemudian terbang menuju bumi. Dibelakangnya, Lusifer, iblis, setan dan kroni-kroninya mengikutinya. Dengan kecepatan kilat, hanya butuh beberapa detik saja bagi Si Makhluk untuk tiba di bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun