Mohon tunggu...
MUHAMAD FADLAN
MUHAMAD FADLAN Mohon Tunggu... Mahasiswa

Dunia ini luas, dunia ini penuh cerita, sehingga sudah seharusnya tiap-tiap manusia untuk meninggalkan karya ketika ia masih diberikan kesempatan untuk hidup. Untuk itu akun ini dibuat untuk menjadikan kehidupan yang telah dilalui menjadi pembelajaran untuk manusia lainnya. Tiap manusia diciptakan berbeda dengan manusia lainnya juga punya obat kebahagiaan tersendiri. Saya sendiri begitu menikmati permainan sepakbola sehingga memiliki minat yang tinggi terhadap profesi jurnalis olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru Sejenak, Belajar Menjadi Manusia Sepanjang Hayat

21 September 2025   07:00 Diperbarui: 21 September 2025   06:53 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kegiatan belajar mengajar di salah satu kelas MAN 2 Kota Cirebon 

Dua pekan menjalani Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) terasa singkat, namun meninggalkan jejak begitu tebal dalam hati penulis. Setiap hari mempertemukan penulis dengan orang-orang baru, masing-masing membawa karakter dan warna kehidupannya sendiri. Dari setiap pertemuan itu, penulis selalu percaya ada pelajaran berharga yang bisa dipetik, termasuk dari siswa-siswi yang ditemui di ruang kelas yang tanpa sadar menjadi guru kecil yang mengajarkan tentang kesabaran, empati, dan cara memahami dunia mereka.

Pengalaman pertama penulis menjadi guru di kelas
Pengalaman pertama penulis menjadi guru di kelas


Pengalaman masuk kelas yang biasanya menjadi seorang murid yang menunggu pengajaran dari seorang guru, namun saat itu menjadi pengalaman baru karena menjalankan posisi sebaliknya. Rasa gugup seolah memenuhi ruangan. Ada ketakutan jika tidak diperhatikan, ada kegelisahan saat puluhan pasang mata menatap seakan menunggu sesuatu yang penting, bahkan ada rasa khawatir jika materi yang disampaikan tidak bisa dimengerti. Namun perlahan, seiring dimulainya interaksi, rasa gugup itu memudar. Ruang kelas yang tadinya terasa menegangkan berubah menjadi tempat yang hangat. Penulis menyadari bahwa kuncinya adalah mendekati siswa dengan cara yang ramah, menyenangkan, dan tanpa kesan menggurui.

Seiring berjalannya waktu, penulis semakin merasakan betapa besar tanggung jawab seorang guru. Menjadi guru bukan sekadar berdiri di depan kelas dan menyampaikan materi, melainkan juga memahami setiap karakter siswa. Setiap anak unik, dan setiap anak membutuhkan pendekatan yang berbeda. Kesadaran ini membuat penulis ingin terus bertumbuh. Setiap metode yang digunakan guru pamong diamati, setiap cara mengajar teman sekelompok dipelajari. Semua itu menjadi pemicu untuk selalu mengulang, mengulas, dan memperbaiki cara penyampaian agar setiap pertemuan meninggalkan jejak yang bermakna.

Salah satu pelajaran dan tantangan paling berharga yang ditemukan penulis adalah cara mengenalkan ajaran agama dengan lembut, indah, dan penuh kasih sayang. Pendidikan agama, jika disampaikan dengan cara yang menenangkan, akan lebih mudah diterima dan diamalkan. Di luar sana, penulis sering menjumpai pengajaran agama yang terfokus pada larangan, bahkan disampaikan dengan nada yang keras, sehingga nilai kebaikan di balik larangan itu kurang tergali. Padahal, kini Kementerian Agama mendorong kurikulum berbasis cinta, mengajarkan agama melalui kasih sayang agar nilai-nilainya dapat dipahami dengan hati yang lapang.

Di setiap pertemuan, penulis diingatkan bahwa siswa-siswi datang dari latar belakang yang beragam. Materi yang dibawa pun disampaikan dengan ajakan, bukan paksaan. Penulis mengajak mereka menegakkan nilai kemanusiaan—memperlakukan orang lain sebagaimana ingin diperlakukan. Dalam sebuah Hadis Riwayat Al-Bukhari dan Muslim disebutkan, "Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." Nilai inilah yang selalu penulis tekankan di ruang kelas: bahwa mencintai sesama bukan hanya tentang memberi bantuan, tetapi juga menghargai perasaan orang lain, mendengarkan mereka, dan menghindari sikap yang bisa menyakiti.

Pembelajaran ini menjadi relevan di kelas ketika terjadi perbedaan pendapat atau gesekan kecil antar siswa. Penulis berusaha mengarahkan mereka untuk mencari solusi dengan saling memahami, bukan menyalahkan. Prinsip ini mengajarkan humanisme secara nyata: bahwa setiap anak berhak diperlakukan dengan adil, didengarkan, dan dihormati. Hasilnya, suasana kelas menjadi lebih tenang, kerja sama lebih terasa, dan interaksi antar siswa semakin sehat.

Pergaulan menjadi bagian penting dari kehidupan mereka di usia sekolah. Penulis sering mengingatkan siswa-siswi agar memilih teman yang baik, karena sebagaimana sabda Nabi, “Perumpamaan teman yang baik seperti penjual parfum; kamu akan merasakan wanginya.” Pesan itu selalu diulang: jadilah “pelukis” di tengah lingkaran pertemanan, bukan sekadar “kanvas” yang diwarnai orang lain. Dengan begitu, pengaruh positif bisa tersebar di antara teman-teman, bukan sebaliknya. Filosofi Sunda silih asah, silih asih, silih asuh terasa hidup di ruang kelas ketika siswa saling belajar, saling menjaga, dan saling menyayangi, sehingga suasana belajar menjadi lebih hangat.

Dokumentasi spesial dengan kelas 12.2 MAN Kota Cirebon 
Dokumentasi spesial dengan kelas 12.2 MAN Kota Cirebon 

Dua pekan PPL ini bukan hanya mengajarkan cara berdiri di depan kelas, tetapi juga cara memahami hati. Pengalaman ini menjadi pengingat bagi penulis untuk terus belajar, mendengarkan, dan menyampaikan nilai dengan penuh kelembutan. Waktu dua pekan mungkin singkat, tetapi pelajaran yang didapat akan terus menemani perjalanan penulis, bukan hanya sebagai calon pendidik, tetapi juga sebagai manusia yang terus belajar menjadi lebih bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun