“Ah… Ning…! Ning…! Apakah kau telah membaca kisah terakhir kita di laptop…?” seru suamiku sambil matanya mencari-cari ke setiap sudut kamar. Tapi ia tak melihatku yang berdiri tepat di sampingnya.
“Ning…! Keluarlah… Temui aku sekali lagi, Ning…!!!” kembali suamiku berteriak-teriak. Kedua matanya telah penuh air mata.
“Ning… keluarlah, Ning… Temui aku sekali lagi… Ning… huhuhu… Aku rindu kepadamu, Ning… huuu… Ning…” ratap suamiku memilukan. Tubuh menjulangnya menggelosoh di atas lantai dengan amat mengenaskan, dengan ratap serta sedu-sedan yang seperti tak ada habis-habisnya.
Kutinggalkan suamiku dengan perasaan yang penuh duka. Pergi, menanggalkan semua cinta yang kusadari tak akan pernah menjadi milikku lagi…
***********
*) Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community (disini).
**) Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community (disini).