Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Susahnya Pacaran dalam Islam

14 Juli 2015   03:50 Diperbarui: 14 Juli 2015   03:50 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terakhir saya hubungi Wida tengah co-Ass/PTT di entah pedalaman mana. Sikapnya tetap masih sama seperti dulu, dengan saya yang tetap juga masih merasa sebagai kutu, walau telah memiliki status yang  jauh lebih bermutu dari pertemuan pertama dulu.

Yang paling membuat saya nyaman jelas Si Na dari Peternakan IPB. Dan barangkali dialah satu-satunya teman wanita saya yang memiliki kontak bathin, selain dengan Mulan tentu saja…^_

Saat itu HP belum se-familier sekarang, dan masih teramat sulit untuk janji bertemu serta memantau sudah di mana semasing berada. Namun terhadap Na, saya mampu memiliki sugesti bahwa dia tengah berada di suatu tempat, yang ketika saya menuju lokasinya... dia memang ada!

Beberapa kali pertemuan saat saya serupa gasing yang terus berputar antara Jakarta-UI-IPB, yang berlanjut dengan saling komunikasi interlokal setelahnya, benar-benar membuat saya serasa tengah ngopi di pinggir surga saking nyamannya!

Tahukah kau apa yang membuat saya begitu nyaman? Kesederhanaannya, yang merupakan gabungan dari semua sikap lugu, polos, naif, dan apa-adanya, yang berbanding terbalik 180 derajat dengan Mulan. Dan entah mengapa hal itu justru memberi saya kenyamanan yang belum pernah saya nikmati sebelumnya. Seakan-akan saya adalah kuda hela yang baru terbebas dari tali kekang yang seumur hidup membelenggu.

Dan saya benar-benar merasa bebas. Bebas sebebas-bebasnya bebas. Bebas untuk menjadi apa saja, untuk berbicara dan bersikap seperti apa saja, juga bebas untuk melakukan apa saja, tanpa perlu merasa terbebani dengan tenggat serta target yang rumit serta berat. Juga bebas, bahkan walau sekedar untuk melakukan kesalahan dan atau hal remeh lainnya yang umum dilakukan remaja biasa. What a beautiful life!

Tapi saya dan Na murni cuma berteman. Saat itu era baru saya ‘udahan’ dengan Mulan. Cuma berteman, yang kebetulan memiliki interaksi agak tak biasa setidaknya pada masa itu. Cuma berteman, yang bersama Na tanpa sadar saya merasa ada begitu banyak jelaga dalam hidup saya, buah proses pematangan dari didikan Mulan selama bertahun-tahun. Dan bersama Na pula saya lepaskan jelaga tersebut, dalam sebuah proses detoksifikasi yang paling menyenangkan dalam hidup saya. Cuma berteman, yang saya juga tidak bodoh untuk mengetahui bahwa Na tidak menganggapnya sekedar itu.

 

Bingung yang terus menggunung tanpa ujung.

Apa susahnya menarik hati seorang wanita? Salah Mulan kenapa mengajari terlalu banyak, dan menjadikan saya seakan-akan 'praktisi wanita' paling expert di kelasnya. Bahkan terhadap cewek yang super jutek serta paling ogah sekalipun!

Tak perlu beribu kuntum bunga atau hadiah romantis lainnya yang tak pernah absen untuk kau memenangkan hati seorang wanita, walau hal itu memang seringkali amat membantu dalam memudahkan prosesnya. Namun yang paling utama justru adalah yang paling sederhana: ... dan sebagainya seperti yang tertera dalam lampiran tentang ‘Kiat Mudah Menarik Hati Wanita ala Si Bay’ pada bagian lanjutan kisah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun