Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Susahnya Pacaran dalam Islam

14 Juli 2015   03:50 Diperbarui: 14 Juli 2015   03:50 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Wanita yang menarik, Na...

Yang amat tangguh dan banyak menginspirasi

Satu-satunya wanita yang tanpa rasa cinta

Telah begitu membuat gue kagum,

Walau lo cuma seorang bocah ingusan...!”

(‘Na’ dalam Di Bawah Kibaran Dosa)


 

Pesan moral dalam cerita ini adalah:

  • Melakukan seks pranikah atau tidak itu pilihan, tapi dalam norma Indonesia dan hukum agama yang manapun juga, hal itu bukanlah pilihan yang bijaksana. Tahan godaan, perkuat iman, niscaya semua akan indah pada masanya…^_
  • Menjalankan agama yang baik janganlah setengah-setengah, hanya sekedar mengambil yang mudah dilaksanakan dari cabang aliran anu ditambah mazhab itu, tanpa berminat sedikitpun untuk berpayah-payah melaksanakan 'kewajiban serta larangannya' secara istiqomah alias konsisten atawa kontinuitas. Saya teringat kekaguman seorang sahabat alumni Sastra Perancis UNJ, tentang kawan wanita satu jurusan yang melanglang kantor hingga ke PBB dan sebagainya, yang pernah berkata, "Santai aja lagi, gue juga dulu pernah atheis dengan amat pede dan habis-habisan... Jadi kalo sekarang gue jadi pemeluk agama, tentu aja memeluknya dengan habis-habisan dan dengan tingkat kepedean yang sama besarnya..." Begitu kurang lebih isinya, yang sempat menyentil kuping dan hati saya dengan amat telak.
  • Menjadi pintar memang baik, tapi menjadi benar jauh lebih baik lagi nilainya. Dan terutama sekali: Tetaplah berusaha untuk terus menjadi manusia, dan bukannya menjelma mesin kesuksesan yang mati-matian melakukan segalanya hanya demi sesuatu atau seseorang, dengan melupakan kodrat utama sebagai ‘perwakilan Tuhan’ di dunia. Mari bekerja keras, juga bekerja cerdas, tentu saja setelah sebelumnya kita terlebih dahulu memilih secara cerdas…^_
  • Belajarlah dari apapun dan siapapun juga. Tak peduli apakah belajar dari seorang bayi yang terkesan ‘tak memiliki kemampuan apapun’, atau justru melalui mantan ‘sahabat istimewa’ yang umumnya di-vonis sebagai sosok yang paling dibenci setelah ‘tidak istimewa lagi’…^_ Kita tak akan pernah tahu siapa yang benar-benar akan mengajari segala macam hal yang asli berguna, dengan cara belajar atau mengajari, mungkin juga dengan gaya yang amat menyenangkan... atau justru menyakitkan!

 

Salam hangat persahabatan, salam dunia maya…^_

Secangkir Kopi Susahnya Pacaran dalam Islam"Dunia Aneh Si Bayangan" bagian yang ke-5, Kompasiana-15.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun