Mohon tunggu...
Ahmad zaenal abidin
Ahmad zaenal abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penjahit kata

Seorang penyulam yang percaya bahwa jahitan kata bisa merubah dunia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

(Kita) Sosok yang Tepat

29 Oktober 2022   22:28 Diperbarui: 29 Oktober 2022   22:53 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Pesan Nabi dan celoteh tentang kita.

Graham Potter dianggap sebagai sosok yang tepat pengganti Thomas Tuchel untuk meneruskan estafet "sutradara" klub sepakbola Chelsea. Potter yang asli British dinilai mampu mengangkat performa tim semenjana model Brighton yang dia sulap jadi kambing-kambing yang kerap mengaum, tak kenal rasa takut membunuh para raksasa liga Inggris.

Sebelumnya Thomas Tuchel juga dianggap sosok yang tepat menggantikan legenda Chelsea Frank Lampard yang dianggap "mandeg", Lampard dipecat karena tak lagi mampu memenuhi ekspektasi Roman Abramovich, Bos Chelsea kala itu.

Lampard tak memiliki kuasa apapun terhadap nasib pemecatannya kala itu, label legenda Chelsea tak laku untuk membuatnya bertahan. Kompetisi hanya berkata masa kini, bukan capaian masa lalu.

Tak ada ampun.

Padahal, Lampard beberapa tahun sebelumnya dianggap sosok yang tetap menggantikan peran Allenatore Maurizio Sarri, jadi sosok yang bertanggung jawab membuat Chelsea tetap kompetitif ditengah sanksi larangan transfer dari UEFA. Tapi raihan itu tetap saja dianggap tak cukup.

Jika menoleh kebelakang, ceritanya selalu sama.

Sosok yang tepat selalu memiliki masa.

Lalu bagaimana dengan kita?

Pernah jadi Potter, Tuchel, atau Lampard lalu dibuang begitu saja saat tak lagi memenuhi ekspektasi orang-orang di sekeliling kita.

Mari menepi sejenak, luapkan sedih, mengaum marah, atau picingkan rasa  kecewa atas nasib yang menggelayut dibawah langit harap, tak apa, ekspresikan dengan lantang dalam relung hati, rumah istimewa bagi setiap frase rasa, menangislah, teriaklah, lalu sudahi masa kecewa itu dan mulailah berbincang dengan diri sendiri, tenggelam dalam obrolan nurani dengan sang pemilik hati.

Biarkan rasa itu ditelan pelan, dikunyah oleh rasa cinta, hingga kita sadari bahwa siapa lagi yang menghargai kita jika bukan diri kita sendiri.

Sendiri, dalam sepi di ruang lapang  palung hati.

Seperti seorang muridin yang terus melangkah seraya tetap membersihkan hati. Hingga kelak, tembikar penuh lumpur sesal mulai hilang.

Hati.. iya hati adalah segumpal daging yang mewakili jasad. Jika hati kita baik, maka baik pula seluruh jasad.

Seperti pesan Nabi kita yang welas asih.

"Ingatlah sesungguhnya didalam jasad ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka baik pula seluruh jasad. Namun apabila segumpal daging itu rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ingatlah bahwa segumpal daging itu adalah hati."

Jika menemui sosok yang selalu terlihat kuat tiba-tiba tak lagi mampu menahan luka lalu menangis, boleh jadi hatinya tak lagi mampu menahan rasa, lelehan air mata adalah cara membasuh ruang yang mulai tandus. Dia ingin menjaga segumpal daging itu tetap bersih.

Menangislah.. kamu layak untuk dicintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun