Biarkan rasa itu ditelan pelan, dikunyah oleh rasa cinta, hingga kita sadari bahwa siapa lagi yang menghargai kita jika bukan diri kita sendiri.
Sendiri, dalam sepi di ruang lapang  palung hati.
Seperti seorang muridin yang terus melangkah seraya tetap membersihkan hati. Hingga kelak, tembikar penuh lumpur sesal mulai hilang.
Hati.. iya hati adalah segumpal daging yang mewakili jasad. Jika hati kita baik, maka baik pula seluruh jasad.
Seperti pesan Nabi kita yang welas asih.
"Ingatlah sesungguhnya didalam jasad ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka baik pula seluruh jasad. Namun apabila segumpal daging itu rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ingatlah bahwa segumpal daging itu adalah hati."
Jika menemui sosok yang selalu terlihat kuat tiba-tiba tak lagi mampu menahan luka lalu menangis, boleh jadi hatinya tak lagi mampu menahan rasa, lelehan air mata adalah cara membasuh ruang yang mulai tandus. Dia ingin menjaga segumpal daging itu tetap bersih.
Menangislah.. kamu layak untuk dicintai.