Selamat datang di dunia maya yang semakin menarik, di mana para "influencer tanpa akal" merajai jagat virtual dengan kecerdasan yang lebih tajam dari ujung jarum.
Betapa memukau dan hipnotisnya mereka, seolah-olah menghipnosis massa dengan kedangkalan dan kebodohan yang tak tertandingi. Tak peduli seberapa dangkal akal mereka, popularitas yang mereka buru di media sosial menjadi ukuran utama kehadiran kecerdasan di era modern ini.Â
Mari kita sambut dengan tangan terbuka, peradaban baru yang menonjolkan popularitas daripada akal sehat, di mana nilai dan substansi berjatuhan menghadap pemujaan kepada sosok-sosok yang tak lebih dari bintang gemerlap di dunia maya.
Sebagai penonton di balik layar, kita menjadi saksi dari berbagai konten menarik yang mereka sajikan.Â
Namun, tak jarang kita harus bertanya-tanya, apakah kita benar-benar menyaksikan karya seni yang luar biasa atau hanya pameran kemunafikan yang berlomba-lomba mencuri perhatian?
Mari kita selami lebih dalam dunia para influencer tanpa akal ini, dunia yang dirancang untuk mencuri perhatian dengan kebohongan yang dililiti kelicikan.
Ketika membuka aplikasi media sosial, Anda pasti akan dikejutkan dengan berbagai konten yang menarik.Â
Beragam postingan foto diri dengan ekspresi wajah yang beragam, dengan berbagai angle yang berusaha menghidupkan kembali wajah-wajah ikonik dari masa lampau.Â
Namun, sejenak, mari renungkan, apakah mereka benar-benar memahami konsep seni fotografi, atau hanya bersenang-senang mengenakan topeng kepalsuan demi mencuri hati para pengikutnya?Â
Bagi mereka, fotografi tak lebih dari alat untuk mencapai puncak kepopuleran, tanpa memperdulikan makna dan keindahan di balik setiap bidikan.