Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdi, Pendiri/Pembina YSDPAl-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat. Peraih Kontributor Terpopuler Tahun 2024 di Repositori UIN Bandung

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dari Tugas ke Tanggungjawab; Lebih Penting Diselesaikan atau Dihidupi??

15 Oktober 2025   23:16 Diperbarui: 15 Oktober 2025   23:16 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kompilasi Dokumen Perkuliahan  Kls. V/D MK. Meris Manajemen Pendidikan (Rabu 15 Oktober 2025)

Dari Tugas ke Tanggung Jawab; Lebih Penting Diselesaikan atau Dihidupi?

Oleh: A. Rusdiana

Semester Ganjil Tahun Akademik 2025/2026 menjadi momentum baru bagi dunia akademik di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Berdasarkan SE Rektor No. B.1611/Un.05.I.1/PP.009/08/2025 tentang Penyesuaian Perkuliahan dan Layanan Akademik, seluruh perkuliahan kini wajib menggunakan LMS (Learning Management System) dengan porsi 30% daring dan 70% luring. Administrasi akademik dilakukan melalui SALAM, sementara proses belajar diampu dengan sistem digital terpadu.

Di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), dosen mengajar lintas stratadari S1 Metode Penelitian hingga S2 Manajemen Sumber Daya Pendidikan dan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Hari ini (10 Oktober 2025), perkuliahan memasuki minggu ke-7, sesi Part 5 yang memfokuskan pada Laporan Kinerja dan Sistem Informasi Kesiswaan. Seluruh mahasiswa telah mengunggah tugas ke LMS: catatan kuliah, poster, artikel esai kedua di media, berita Disdik, dan Kompasiana.

Namun, data menunjukkan waktu unggah belum ideal---rata-rata lebih dari dua menit per mahasiswa. Ini menandakan lemahnya kolaborasi dan kontrol kerja antar-kelompok, meski otoritas sudah diberikan penuh kepada Ketua Kelompok dan Kosma (Koordinator Mahasiswa). Padahal mereka dibantu oleh empat asisten muda (tutor sebaya) yang baru lulus S2 dan tergabung dalam Tim Tech-In Semester Ganjil 2025.

Menariknya, dari situasi ini muncul kisah inspiratif: tiga mahasiswa kelas I/E dalam 24 jam mampu menjadi tutor sebaya lintas kelas dalam penyelesaian LMS. Kasus Nisa, misalnya, membuktikan bahwa ketika mahasiswa menyadari makna tanggung jawab, ia tidak menunggu instruksi ia bergerak karena panggilan kesadaran.

Dalam perspektif Islam, tanggung jawab adalah ruh dari amanah. Allah berfirman: "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan memikulnya... dan dipikullah amanah itu oleh manusia." (QS. Al-Ahzab: 72). Ayat ini menegaskan bahwa manusia menerima tanggung jawab bukan karena perintah, melainkan kesadaran moral dan spiritual.

Dalam teori modern, hal ini selaras dengan Vygotsky (1978) tentang social learning belajar efektif terjadi ketika individu mengambil peran aktif dalam konteks sosial. Wenger (1998) melalui community of practice menegaskan bahwa tanggung jawab tumbuh ketika individu merasa menjadi bagian dari komunitas belajar.

Di dunia kerja, teori Job Demand--Job Resources (JD-R) menjelaskan bahwa work engagement meningkat ketika individu merasa memiliki tanggung jawab nyata terhadap hasil kerja, bukan hanya memenuhi permintaan formal.

Sayangnya, gap-nya masih terlihat: tugas akademik sering berhenti pada kewajiban administratif. Dosen memberi tugas individu tanpa melatih kerja kolektif. Mahasiswa mengumpulkan tugas, tapi belum memahami makna tanggung jawab ilmiah. Tujuan tulisan ini ialah menumbuhkan kesadaran kolaboratif, bahwa dari tugas yang dikerjakan dengan tanggung jawab akan lahir karakter ilmiah, kepemimpinan sosial, dan budaya akademik beradab. Berikut Lima Pilar Pembelajaran dari "Dari Tugas ke Tanggung Jawab": 

Pilar Pertama-Niat: Menyadari Makna Amanah Ilmu; Setiap tugas akademik harus dimulai dari niat amanah. Mahasiswa yang menulis laporan bukan sekadar memenuhi instruksi dosen, tetapi menjaga kepercayaan ilmu. Dalam konteks kolaboratif, amanah berarti tidak membiarkan teman tertinggal. Tugas menjadi ladang untuk berbagi, bukan sekadar beban pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun