Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdi, Pendiri/Pembina YSDPAl-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat. Peraih Kontributor Terpopuler Tahun 2024 di Repositori UIN Bandung

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengapa Kuliah dengan Metode Inkuiri?: Sebuah Releksi untuk Mahasiwa Pemula

6 September 2025   19:50 Diperbarui: 6 September 2025   19:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Utama: hermananis., tersedia di https://hermananis.com/model-pembelajaran-inquiry dimodifikasi dengan Dokumen Perkulihan Metode Penelitian Manajemen Pendidikan (Rabu 3 September 2025)

Mengapa Kuliah dengan Metode Inkuiri? Sebuah Refleksi untuk Mahasiswa Pemula

Olah: A. Rusdiana

Banyak mahasiswa baru membayangkan kuliah sebagai aktivitas pasif: duduk di kelas, mendengar dosen menjelaskan, lalu mengerjakan soal di ujian akhir. Gambaran itu tidak sepenuhnya salah, tetapi jelas kurang lengkap. Dunia kampus menuntut lebih: kemampuan berpikir kritis, kesadaran mandiri, dan kebiasaan belajar sepanjang hayat. Salah satu metode yang bisa menjembatani kebutuhan itu adalah metode inkuiri. Metode ini menempatkan mahasiswa bukan sebagai penerima informasi, melainkan sebagai penemu pengetahuan. Menurut Sumantri M dan Johar Permana (2000), ada beberapa alasan mengapa metode inkuiri penting digunakan. Mari kita telaah alasan-alasan tersebut, sekaligus melihat relevansinya bagi mahasiswa pemula.

Pertama: Menghadapi Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Pesat; Kita hidup di era ketika pengetahuan berkembang dengan kecepatan luar biasa. Apa yang hari ini dianggap mutakhir, besok bisa jadi sudah usang. Dalam situasi ini, mahasiswa tidak bisa hanya mengandalkan buku teks atau catatan kuliah. Metode inkuiri melatih mahasiswa untuk selalu bertanya, mengeksplorasi, dan mencari jawaban baru. Ketika dosen menghadirkan sebuah fenomena, mahasiswa tidak cukup puas dengan satu jawaban tunggal. Mereka harus berpikir kritis, membandingkan teori, hingga menyusun argumen sendiri. Dengan cara ini, mahasiswa terbiasa mengikuti ritme perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat.

Kedua: Belajar Tidak Hanya dari Sekolah, tetapi juga dari Lingkungan; Di kampus, kita sering lupa bahwa kelas hanyalah salah satu sumber belajar. Padahal, lingkungan sekitar menyimpan banyak pelajaran. Dari pasar, media sosial, kegiatan organisasi, hingga peristiwa sehari-hari, semua bisa menjadi laboratorium pengetahuan. Metode inkuiri mengingatkan mahasiswa bahwa belajar tidak terbatas ruang dan waktu. Seorang mahasiswa pendidikan bisa belajar tentang manajemen konflik dari pengalaman organisasi. Mahasiswa ekonomi bisa memahami teori pasar dengan mengamati pedagang di sekitar kampus. Semua pengalaman itu akan semakin bermakna jika dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan inkuiri.

Ketiga: Melatih Kesadaran Belajar Mandiri; Salah satu tantangan terbesar mahasiswa baru adalah transisi dari belajar yang diarahkan guru di sekolah menjadi belajar mandiri di kampus. Banyak yang masih menunggu instruksi detail: baca halaman berapa, kerjakan soal mana. Metode inkuiri justru mendorong mahasiswa untuk menyadari kebutuhan belajarnya sendiri. Mahasiswa belajar mengidentifikasi topik apa yang belum ia pahami, lalu berusaha mencari jawabannya. Proses ini melahirkan kesadaran belajar yang lebih dalam: belajar bukan kewajiban eksternal, melainkan kebutuhan personal. Kesadaran inilah yang membedakan mahasiswa yang hanya mengejar nilai dengan mahasiswa yang benar-benar berkembang.

Keempat: Membentuk Kebiasaan Belajar Sepanjang Hayat; Jika ditanya, apa tujuan utama pendidikan tinggi? Jawabannya bukan hanya gelar atau pekerjaan, melainkan membentuk kebiasaan belajar sepanjang hayat. Dunia kerja dan kehidupan akan selalu menuntut pengetahuan baru, keterampilan baru, bahkan cara berpikir baru.

Metode inkuiri menanamkan kebiasaan itu sejak dini. Mahasiswa dilatih untuk selalu bertanya, mencari, dan mengkritisi. Dengan demikian, mereka tidak berhenti belajar setelah lulus. Mereka terbiasa menjadi pembelajar mandiri, yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Kelima: Pengetahuan yang Ditemukan Sendiri akan Lebih Melekat; Kita semua pernah mengalami: hafalan yang dipelajari malam sebelum ujian cepat hilang setelah tes selesai. Sebaliknya, pengetahuan yang ditemukan melalui pengalaman, diskusi, dan refleksi biasanya lebih lama tersimpan.

Inilah kekuatan metode inkuiri. Ketika mahasiswa menemukan sendiri konsep yang dipelajari, pemahaman itu menjadi bagian dari dirinya. Misalnya, mahasiswa yang meneliti sendiri data tentang perilaku konsumen akan lebih memahami konsep pemasaran daripada sekadar membacanya di buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun