Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Pendidikan, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung- Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

Membaca dan Menulis Dengan Moto Belajar dan Mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model Penilan Autentik Berbasis Kinerja Dalam Implenatasi Kurikulum Merdeka Menunju Indonesia Emas 2045

19 Mei 2024   04:40 Diperbarui: 19 Mei 2024   05:47 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ikaguci indonesia - WordPress.com

Model Penilan Autentik Berbasis Kinerja Dalam Implenatasi Kurikulum Merdeka Menunju Indonesia Emas 2045

Oleh: Ahmad Rusdiana

Penilaian autentik berbasis kinerja adalah pendekatan yang digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik melalui tugas-tugas yang menuntut mereka untuk menunjukkan aplikasi pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang relevan. Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, penilaian autentik ini menjadi esensial untuk mempersiapkan talenta muda Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Berikut adalah empat prinsip utama penilaian autentik berbasis kinerja yang harus dipahami dan diterapkan oleh guru profesional.

Pertama: Daftar Periksa (Checklist); Daftar periksa adalah alat penilaian yang terdiri dari daftar kompetensi, keterampilan, atau langkah-langkah yang harus dicapai atau dilakukan oleh peserta didik. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, daftar periksa membantu guru mengidentifikasi apakah peserta didik telah memenuhi kriteria tertentu dalam tugas atau proyek. Implementasinya: (1) Guru merancang daftar periksa yang mencakup aspek-aspek penting dari kompetensi yang dinilai, seperti kemampuan berpikir kritis, kerjasama tim, dan kreativitas. (2) Daftar ini harus dibagikan kepada peserta didik sebelum mereka memulai tugas, sehingga mereka memahami dengan jelas apa yang diharapkan. (3) Penggunaan daftar periksa memungkinkan penilaian yang objektif dan transparan, serta memberi umpan balik yang spesifik kepada peserta didik mengenai area yang perlu diperbaiki.

Kedua:  Catatan Anekdot/Narasi (Anecdotal/Narrative Records);  Catatan anekdot adalah deskripsi rinci tentang kejadian tertentu yang menunjukkan kinerja atau perilaku peserta didik. Catatan ini memberikan wawasan mendalam tentang perkembangan individu dan memungkinkan penilaian yang lebih holistik. Implementasinya: 1) Guru mencatat observasi tentang kinerja peserta didik selama aktivitas pembelajaran, mencatat detail penting yang menunjukkan kemajuan atau tantangan yang dihadapi.2) Catatan ini digunakan untuk mendokumentasikan aspek-aspek yang tidak mudah diukur dengan alat penilaian kuantitatif, seperti motivasi, inisiatif, dan interaksi sosial.3) Catatan anekdot membantu guru dalam memberikan umpan balik yang personal dan kontekstual, serta merancang intervensi yang sesuai dengan kebutuhan individual peserta didik.


Ketiga: Skala Penilaian (Rating Scale); Skala penilaian adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi tertentu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Skala ini memungkinkan guru untuk memberikan penilaian yang lebih nyatakan dan gradatif. Implementasinya: 1) Guru menetapkan kriteria penilaian dengan skala tertentu, misalnya dari 1 hingga 5, yang mencakup berbagai tingkat pencapaian kompetensi. 2) Skala ini digunakan untuk mengevaluasi berbagai aspek dari kinerja peserta didik, seperti kualitas karya, keterampilan presentasi, atau partisipasi dalam diskusi kelompok.3) Penggunaan skala penilaian memudahkan guru untuk memberikan umpan balik yang lebih terstruktur dan membantu peserta didik memahami tingkat pencapaian mereka dalam konteks yang lebih luas.

Keempat: Pendekatan Ingatan (Memory Approach); Pendekatan ingatan mengandalkan ingatan guru terhadap kinerja peserta didik. Meskipun tidak seformal alat penilaian lainnya, pendekatan ini bisa berguna dalam situasi tertentu dimana penilaian formal sulit dilakukan. Implementasi nya: 1) Guru mengandalkan ingatan mereka tentang partisipasi aktif, kontribusi, dan perilaku peserta didik selama kegiatan pembelajaran. 2) Meskipun ini bersifat subjektif, guru harus mencoba untuk membuat catatan tertulis sesegera mungkin setelah observasi untuk meminimalkan bias ingatan. 3) Pendekatan ini berguna untuk melengkapi penilaian formal dan memberikan perspektif tambahan tentang kinerja peserta didik dalam situasi yang lebih informal atau spontan.

Pada prinsipnya Implementasi penilaian autentik berbasis kinerja dalam Kurikulum Merdeka membutuhkan peran aktif dan profesionalisme guru. Dengan menggunakan alat seperti daftar periksa, catatan anekdot, skala penilaian, dan pendekatan ingatan, guru dapat memberikan penilaian yang komprehensif dan bermakna. Penilaian ini tidak hanya mengevaluasi hasil akhir tetapi juga proses pembelajaran, sehingga membantu mempersiapkan talenta muda Indonesia yang memiliki curiosity, integritas, etos kerja, dan gotong royong menuju Indonesia Emas 2045. Wallahu A'lam Bi showab.

Dengan menggunakan alat seperti daftar periksa, catatan anekdot, skala penilaian, dan pendekatan ingatan, guru dapat memberikan penilaian yang komprehensif dan bermakna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun