Filsafat Islam Kontemporer adalah pemikiran yang mencoba menggabungkan ajaran Islam lama dengan kehidupan modern saat ini. Pemikiran ini muncul karena dunia terus berubah, ada teknologi baru, globalisasi, dan cara hidup yang berbeda. Tujuannya adalah agar ajaran Islam tetap relevan dan bisa menjawab tantangan zaman sekarang tanpa meninggalkan nilai-nilai dasarnya.
Siapa Saja Tokoh-Tokohnya?
Beberapa tokoh yang dikenal dalam filsafat Islam Kontemporer, antara lain:
- Muhammad Arkoun (Aljazair): Mengajak umat Islam untuk berpikir terbuka dan mengkritisi pemahaman lama agar sesuai dengan zaman.
- Nasr Hamid Abu Zayd (Mesir): Menafsirkan Al-Qur'an dengan pendekatan bahasa dan budaya masa kini.
- Abdallah Laroui (Maroko): Mendorong agar cara berpikir umat Islam mengikuti perkembangan zaman.
- Syed Muhammad Naquib al-Attar dan Fazlur Rahman: Menggabungkan nilai-nilai Islam dengan tantangan modern, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Tariq Ramadan: Berusaha menjembatani Islam tradisional dengan kehidupan di Eropa modern.
- Mohammed Abed Al-Jabiri: Menjelaskan bagaimana umat Islam bisa berdamai dengan tradisi dan modernitas.
Menafsirkan Ulang Ajaran Lama
Banyak pemikiran Islam Kontemporer mencoba menafsirkan ulang ajaran klasik seperti tafsir Al-Qur'an dan hadis. Hal ini penting agar ajaran tersebut bisa menjawab masalah masa kini seperti:
- Â Demokrasi
- Hak asasi manusia
- Pluralisme (hidup berdampingan dalam perbedaan)
- Keadian sosial
Tujuannya bukan mengubah ajaran agama, tetapi menjelaskan kembali maknanya agar bisa diterapkan dalam kehidupan sekarang.
Tradisi vs Modernitas: Haruskah Memilih Salah Satu?
Dalam filsafat Islam kontemporer, tradisi (ajaran lama) dan modernitas (cara hidup zaman sekarang) sering dianggap bertentangan. Namun, banyak pemikir Islam justru mencoba menyatukan keduanya. Tradisi dianggap sebagai warisan berharga, dan modernitas adalah kenyataan hidup yang harus dihadapi dengan bijak.
Bagaimana Cara Berpikir Para Pemikir Islam Kontemporer?
Para pemikir ini memakai berbagai pendekatan seperti:
- Hermeneutika: Cara memahami teks suci sesuai konteks zaman.
- Kritik: Mengkaji kembali pandangan lama secara terbuka.
- Dekonstruksi: Membedah pemikiran lama untuk menemukan makna baru.