"Selamat datang kembali, cintaku," balas Laras, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya.
Rian dan Laras saling bertatapan, masa depan mereka terbentang luas, diiringi oleh melodi cinta dan harapan yang tak kunjung padam. Perjuangan mereka telah membuahkan hasil, dan kini saatnya mereka menatap masa depan bersama, mereka bergandengan tangan, menggapai mimpi dan kebahagiaan yang selama ini mereka dambakan.
Bab 8: Simfoni Cinta dan Mimpi
Rian dan Laras berpegangan tangan, berjalan di bawah sinar bulan yang temaram. Taman Bermain, tempat dimana melodi cinta mereka pertama kali bergema, kini menjadi saksi bisu kebahagiaan mereka setelah melewati berbagai rintangan.
"Rian, aku masih ingat saat pertama kali bertemu denganmu di sini," ujar Laras dengan suara lembut.
Rian tersenyum, "Aku juga. Saat itu aku tak menyangka bahwa pertemuan itu akan mengubah hidupku."
Laras mendekatkan kepalanya ke bahu Rian, "Terima kasih, Rian. Kau telah mengajariku arti cinta dan perjuangan."
Rian menoleh dan menatap Laras dengan penuh kasih sayang, "Akulah yang harus berterima kasih, Laras. Kaulah yang selalu memberiku semangat dan kekuatan untuk meraih mimpi."
Keduanya terdiam sejenak, menikmati momen kebersamaan yang begitu indah. Keheningan malam hanya dipecahkan oleh suara jangkrik dan dedaunan yang berbisik.
"Rian," Laras memecah keheningan, "apakah kamu masih ingat janjimu?"
Rian mengangguk, "Tentu saja. Aku berjanji akan kembali dan membawa kesuksesan untukmu dan masa depan kita bersama."