Mohon tunggu...
El Sabath
El Sabath Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat Sosial Fenomena

"Akar sosial adalah masyarakat dan kajemukan, dan "Fenomena Sosial Di dasarkan pada gambaran nilai normatif Individu, terhadap ruang interaktif relasi sosial, hal yang mendasar adalah sosial sebagai fenomena individu yang tidak terlepas dari sumberdaya, yang relatif dan filosofis, dan apakah ranah sosial adalah sesuatu yang sesuai makna filosofis, atau justru gambaran dari kehampaan semata, yang tidak dapat di ukur sikap atau ruang lingkup sosialkah, yang berarti suatu ilutrasi pamplet kekacauan revolusi massa, atau komunisme historis dalam sejarah pergerakan politik?"

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Siluetisium

24 Februari 2024   17:37 Diperbarui: 24 Februari 2024   17:47 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SILUETISIUM.

Besi-besi dan panci almunium itu, kesepian
Mereka diam dalam sunyi
Bayang-bayang gelap tanpa penjelasan cahaya
Temaram dalam bias air dan matahari :

Fu dua ekor tuyul menabuh mereka
Di dalam tarian yang mistis
Membuat selendang wanita itu
Fu dan tubuhnya bergerak
Dalam bahasa gesture yang landai
Fu menari kesurupan dengan erotisme yang membakar
Gairah para lelaki-lelaki pecundang itu.

Gestari dalam bisu dia bukan bahasa tubuh
Di wanita yang jadi nelayan di pantai Arjuna
Dengan biduk Noah.

Meninggalkan semua orang dalam banjir bandang
Bersama cinta purwadana para pengikutnya.

B. Lampung, 24 Febuari 2024.

El-Sabath.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun