Mohon tunggu...
Mujib Ahmad
Mujib Ahmad Mohon Tunggu... -

Manusia itu unik, punya kelebihan dan kekurangan. Semua sama.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Elegi dan Rindu, Sebuah Puisi Untukmu

21 September 2014   21:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:01 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ahmad MujibELEGI
Bulan tertidur dekat alis matamu
Nyanyi angin pergi menuruni lembah
Pohon-pohon tegak
Batu-batu tak bergerak
Kita berlari
Saling membelakangi
Namun aku mengetahui
Cintamu sedalam air mata
Kabut yang membuka jalanya
Lara, ya hanya lara
Kita pun tak lagi mampu membacaLamongan, 20 September 2014
RINDU I
Terang di malam, terang dalam benderang
Burung yang mengerang, biarkan mengerang
Malam menyepi
Lukaku semakin melepas diri
Maka cintaku kekasih:
Kucoba menangkap kabut hatimu
Dan aku mulai berlari
Biar api pun kau rasaiLamongan, 13 September 2014RINDU II
Seketika kalam yang malam
Mendenting dalam gitar kesunyian
Mengalilah juga rinduku
Ke dalam rumah cintamu
"duhai pemabuk bulan,
Reguklah anggur keremajaan dari diriku
Hingga pagi kan hidup lagi, lalu
Mati dicumbui sepi"
Lamongan, 17 September 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun