Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sesuci

7 Mei 2019   20:20 Diperbarui: 7 Mei 2019   20:22 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: istillshootfilm.org

Pernah, aku tak peduli apa warna bayangku.

Memerah karena mentari atau redup oleh rembulan.

Gemericik oleh taburan hujan atau penat oleh payah keringat.

Pernah, aku abaikan apa jenis sapaan alam kepadaku.

Perihnya tertoreh duri dan onak serta kerikil jalananan.

Terjatuh oleh bongkahan batu atau sekedar kayu sempalan.

Pernah, aku tak harapkan masa depan.

Hidup bagaikan aliran air tanpa jeda.

Walau tangan tetap nadah meminta.

Bagai tak ada nyawa di badan yang berbalut kulit dan tulang.

Seperti roda yang terus menggilas jalan, tanpa bekas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun